Perumpamaan Tentang Pukat (Mat 13:42-52)

47 "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. 48 Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. 49 Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, 50 lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. 51 Mengertikah kamu semuanya itu?" Mereka menjawab: "Ya, kami mengerti." 52 Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya."

Didalam perikop ini kembali Tuhan Yesus memakai sebuah perumpamaan (parable). Disini dikatakan bahwa hal kerajaan sorga seumpama pukat yang dilabuhkan di laut. Laut disini melambangkan dunia kita, dan manusia dilambangkan dengan ikan yang ada dilaut itu, dimana manusia terbatas didalam dunia yang diciptakan Tuhan. Pukat atau jala tersebut adalah injil (gospel), dan pengabaran injil diumpamakan sebagai jala yang ditebarkan kelautan, untuk menangkap “ikan” dari laut tersebut. Demikian juga dengan pengabaran injil untuk “menangkap/menjala” manusia bagi kemuliaan Tuhan yang berdaulat atas dunia ini. Orang yang menebarkan jala adalah pengabar-pengabar injil (the fisher of men), yang taat akan perintah dan kehendak Tuhan.

Di ayat 48 kita lihat ada masa dimana pukat itu penuh, dan kemudian pukat dan ikan-ikan didalamnya diseret ke pantai. Inilah saat nanti akhir zaman, dimana sudah tidak ada lagi pengabaran injil, saat dimana injil sudah diberitakan sepenuhnya, saat dimana misteri Tuhan didunia ini selesai. Dan kita diyakinkan bahwa pengabaran injil tidak akan menjadi sia-sia seperti yang juga dicatat didalam Yesaya 55:10-11.

Selanjutnya setelah penuh maka pukat itu akan diseret orang ke pantai. Maka disinilah akan terjadi pemisahan antara orang-orang yang “baik” dan “tidak baik”. Inilah juga tugas gereja untuk mengajar, mendidik, mereka yang menjadi jemaatnya. Didalam penginjilan kita tidak tau mana orang yang akan menerima Tuhan dan mana yang tidak. Kita harus terus menginjili seumpama pukat yang ditebarkan ke lautan (ke seluruh dunia), dan setelah itu baru kita akan bisa melihat hasilnya, ada orang-orang dimana Roh Kudus bekerja sehingga orang-orang tersebut menerima Kristus.

Didalam ayat selanjutnya (ayat 49) kita melihat kembali bahwa pada akhir jaman, maka akan terlihat pemisahan antara orang-orang yang dipilih Tuhan, dan yang bukan menjadi pilihan Tuhan (orang-orang terbuang) yang akan dicampakkan kedalam dapur api.

Disinilah Tuhan mengajar dengan menggunakan perumpamaan agar kita mengabarkan injil, Tuhan mau kita sebagai penjala manusia (the fisher of man). Dan setelah Tuhan memberitahukan tentang hal kerajaan sorga dengan perumpamaan, kita melihat di ayat ke 51, bahwa Yesus menanyakan murid-muridnya, apakah mereka mengerti. Mengapa dipertanyakan? Disini Tuhan mau agar setiap orang yang mendengarkan atau membaca the word of God (Firman Tuhan) mengerti akan apa yang dimaksud, mengerti akan apa yang menjadi kehendak Tuhan atas hidup kita. Karena bagaimanakah kita bisa mengerti kehendak Tuhan kalau bukan melalui FirmanNya. Mengerti disini berarti Tuhan mau setelah kita mendengar/membaca Firman Tuhan, kita mengkoreksi diri kita sendiri. Ini pun juga berarti bahwa pelayan-pelayan Tuhan, atau orang-orang yang mengajarkan ataupun memberitakan Firman Tuhan harus mempertanggung jawabkan apa yang mereka sampaikan. Kita harus bisa “membuktikan” bahwa kita mengerti akan Firman Tuhan ketika orang-orang disekeliling kita meminta pertanggung jawaban mengenai Firman Tuhan.

Murid-murid Tuhan menjawab bahwa mereka mengerti akan apa yang Tuhan maksud, dan ini adalah benar dan tidak dibuat-buat atau pura-pura (lihat ayat 36 dimana murid-murid tidak mengerti dan mempertanyakan tentang maksud Tuhan dan kemudian Tuhan menjelaskannya). Inilah respond yang Tuhan mau, ketika kita menginjili atau mengajarkan tentang Firman Tuhan ataupun berapologetik ketika menginjili pun kita harus berusaha agar orang yang mendengarkan boleh berespond dengan benar kepada Tuhan.

Terakhir di ayat ke 52 kembali Tuhan mengatakan 2 hal yang bisa kita pelajari:

1. Ahli taurat yang menerima pelajaran dari hal kerajaan sorga

Disini Tuhan mau kita seperti Ahli taurat yang menerima pelajaran dari hal kerajaan sorga. Disini berarti kita bukan hanya tau apa yang Firman Tuhan katakan tetapi juga kita harus bisa menyampaikan / mengajar mengenai Firman Tuhan. Lebih dari itu Kristus mau agar kita yang bisa mengajar orang lain, haruslah juga bisa mengajar diri sendiri seperti ada yang mengatakan “If the priest's lips must keep knowledge, his head must first have knowledge”. Dan hal kedua dari kalimat ini adalah bahwa apa yang kita kerjakan itu harus kita kerjakan didalam kerajaan sorga, maksudnya adalah harus benar-benar bagi kemuliaan Tuhan, bukan untuk kebanggaan diri. “A man may be a great philosopher and politician, and yet if not instructed to the kingdom of heaven, he will make but a bad minister.”

2. Seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta baru dan lama dari perbendaharaannya.

Harta disini melambangkan Firman Tuhan (seperti yang terdapat dalam ayat 44). Lalu apa maksud dari harta yang baru dan yang lama? Dalam konteks waktu itu Tuhan Yesus ingin mengatakan bahwa murid-murid harus mengerti akan Firman Tuhan dari hal-hal yang dari nenek moyang mereka (Perjanjian Lama) dan juga ucapan yang Tuhan katakan saat itu (Perjanjian Baru). Didalam hidup orang kristen, kita pun juga berjalan didalam proses pertumbuhan iman. Kita harus menghidupi hal-hal kebenaran yang sudah kita mengerti, dan juga yang baru kita mengerti dari pengertian-pengertian yang dulu sampai yang baru kita mengerti haruslah selalu kita hidupi. Kita diajar dari kebenaran-kebenaran dari sejarah (masa lampau) dan juga yang ada dalam jaman kita sekarang. Dan kata “mengeluarkan” diatas berarti tuan rumah tersebut tidak memakai harta tersebut bagi kepentingannya sendiri namun untuk dibagikan untuk orang lain, untuk menjadi berkat bagi orang lain.. itulah hal kerajaan sorga, itulah berita injil.

~ PoL

Comments