Exodus 3: It's all about God

3:1 Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

Keluaran 3 dibuka dengan suatu latar belakang Musa yang dahulu adalah anak Firaun (40 tahun) namun sekarang telah 40 tahun lamanya menjadi gembala. Memang tidak dicatat dalam ayat ini bahwa Musa menjadi gembala selama 40 tahun ketika ia sampai ke gunung Horeb, namun bila kita melihat dari Kis 7:30 kita bisa melihat bahwa Musa bertemu TUHAN setelah 40 tahun ia menjadi gembala. Gembala adalah suatu pekerjaan yang dipandang sebagai suatu kekejian / hina oleh bangsa Mesir saat itu, dan ini dicatat dalam Kejadian 46:34. Ini sangat kontras dengan peran Musa sebelumnya yaitu anak Firaun. Didikan TUHAN pada Musa yang keras, Musa digembleng TUHAN, dan dibentuk sehingga nantinya menjadi seorang yang dikatakan paling lemah lembut hatinya dibanding semua orang yang ada dibumi (Bilangan 12:13). Disini kita melihat didikan Tuhan pada diri seseorang, menghasilkan hati yang lemah lembut yaitu hati yang tidak melihat persoalan diri tapi melihat perkara Tuhan.

3:2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.

Siapakah Malaikat TUHAN disini? Bila kita lihat kedepan dari ayat ke 4, maka kita tahu Malaikat TUHAN yang disebutkan disini adalah TUHAN sendiri. Didalam Perjanjian Lama kata Malaikat TUHAN merupakan perwujudan Tuhan (sebagai oknum ke 2) kepada manusia atau yang juga disebut sebagai Christophany (contoh lain bisa diliat dari Kej 22:11, dan Kej 31:11, dll). Tuhan disini menampakkan dirinya didalam nyala api. Seringkali di alkitab Tuhan digambarkan dengan api, seperti misalnya dalam Ibrani 12:29 (Our God is a consuming fire) atau didalam Maz 89:46 (dimana digambarkan murka Tuhan laksana api), dll. Api disini adalah suatu metafora yang menggambarkan kesucian Tuhan. Api bertujuan untuk memurnikan emas supaya menjadi emas murni. Itulah gambaran Tuhan disini, Tuhan kita adalah Tuhan yang kudus, Ia begitu suci dan kita yang begitu hina. Namun Tuhan yang digambarkan dalam nyala api ini keluar dari semak duri. Duri adalah suatu lambang kutuk sebagai suatu akibat dari dosa. (Kej 3:17-18 mencatat semak duri dan rumput duri sebagai akibat dosa; Kis 12:7 mencatat Paulus yang memiliki duri dalam daging; Amsal 22:5 mencatat duri sebagai kutuk). Secara natur, api memiliki sifat menghanguskan (consuming), api memerlukan sesuatu agar api tersebut bisa terus menyala, bila kita membuat api unggun maka perlu kayu, atau kertas-kertas untuk bisa di consume. Bila tidak ada yang dihanguskan maka perlahan-lahan api itu akan mati. Namun disini kita melihat api yang tidak menghanguskan semak duri tersebut. Inilah Tuhan kita, Tuhan kita bukanlah api yang biasa, Tuhan adalah api yang memiliki natur self-sufficient. Tuhan tidak bersandar akan sesuatu apapun, Tuhan kita adalah pencipta, bukan dicipta, Ia adalah Alfa (permulaan) dan Omega (akhir). Hal terakhir yang kita bisa lihat dari kejadian adalah Tuhan kita juga adalah Tuhan yang memiliki anugera (grace). Allah yang digambarkan seperti api, dan keberadaan kita yang digambarkan seperti semak duri, namun tidak dihanguskan Tuhan. Kita yang hina, namun Tuhan masih memberikan anugerahNya. Kita anak-anakNya yang seharusnya mati, namun Tuhan masih pelihara, dan bahkan Ia selamatkan.

3:3 Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
3:4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."

Musa melihat suatu pemandangan yang tidak biasa, suatu pandangan yang secara fenomena aneh, sehingga membuat Musa bingung apa sebenarnya yang ia lihat. Namun kita perhatikan, sesuatu yang unik disini ketika Tuhan berfirman memanggil Musa “Musa, Musa!”, dan Musa langsung berespond dengan menjawab “Ya, Allah”. Disini kita belajar bahwa Firman Tuhan sajalah yang membuat manusia mengenal Tuhan, bukan fenomena. Didalam aplikasi hidup kita sehari-hari, didalam ataupun diluar gereja, seringkali kita melihat banyak orang menekankan lebih kepada fenomena (kesembuhan, kemakmuran, berbahasa roh, dll), namun dari ayat sini kita belajar bukan fenomena namun Firman Tuhan lah yang lebih utama yang sesungguhnya membuat orang tersebut bisa mengenal Tuhan.

3:5 Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."

Tuhan berfirman supaya Musa jangan mendekat, dan dikatakan karena tanah itu kudus. Tuhan tidak mengijinkan Musa mendekat karena Tuhan adalah Tuhan yang kudus, dan Musa adalah manusia berdosa, manusia tidak bisa mendekat kepada Allah, manusia bisa mati karena Allah adalah suci adanya. Tuhan pun menyuruh Musa untuk menanggalkan kasut sebagai suatu lambang hormat kepada Tuhan. Bagaimana dengan hidup kita sehari-hari? Dimanakah tempat Tuhan hadir? Dimanakah tanah yang kudus dalam konteks saat ini? Hidup kita adalah hidup coram deo (living in the presence of God), hidup dengan “kasut yang dilepas”. Konteks kehadiran Tuhan adalah setiap saat dimana saja. Tubuh kita adalah Bait Allah yang kudus. Lihat 1 Kor 16:19-20 (tubuh sebagai Bait Allah), Roma 12:1 (prinsip persembahan).

3:6 Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.

Seringkali di Perjanjian Lama, Allah Israel disebut dengan Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, karena memang melalui 3 orang inilah Tuhan mengatakan janjiNya secara langsung. Di ayat ini Tuhan memakai 3 nama ini, untuk menyatakan bahwa Ia terus mengingat janjiNya (the covenant still goes on). Dan ketika Musa mendengar, ia menjadi takut, ia sadar diri tidak layak, dia takut karena diri yang berdosa. Hal ini sama ketika manusia pertama kali jatuh dalam dosa didalam Kej 3:10 pun dikatakan bahwa adam menjadi takut (bukan malu karena keberadaan diri yang telanjang).

3:7 Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.

Kalimat ini adalah kalimat yang sama yang ada di pasal sebelumnya Kel 2:24. Dan ini dicatat kembali, menunjukkan suatu penekanan bahwa Allah adalah adalah yang melihat (He surely seen His people). Tuhan adalah Tuhan yang memiliki suatu compassion terhada umatNya, Ia adalah Tuhan yang mengerti penderitaan anak-anakNya, dan ia tidak pernah menghiraukannya, Tuhan akan bertindak secepatnya dalam waktuNya (God speed).

3:8 Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.

Ayat diatas memakai suatu perfect tenses didalam bahasa inggris. Suatu kalimat perfect tense berbeda dengan sekedar past tense. Bandingkan “i closed the door” dengan “i have closed the door”. Kalimat past tense diatas mengatakan bahwa saya menutup pintu dimasa lampau, dan sekarang pintu mungkin tertutup mungkin terbuka. Namun didalam kalimat perfect tense pintu tersebut sudah saya tutup, dan sampai sekarang pintu tersebut masih tertutup karena saya telah melakukannya. Demikian pula dengan kalimat yang dipakai dalam ayat ke 8 ini. Tuhan mengatakan bahwa “Dia telah turun / I have come down”, yang menunjukkan suatu konsep “already but not yet”, Tuhan telah bekerja, dan kita bisa lihat ini dari awal Keluaran 1, Tuhan terus bekerja dalam rencanaNya, menjaga umatNya, menyiapkan seorang Musa sebagai alatNya, dan itu masih terus berjalan. Demikian dengan rencana keselamatan umatNya didalam kekekalan pun Dia telah melakukannya melalui salib, dan terus berjalan sampai penggenapan waktuNya nanti, dan itu sudah dipastikan.

Suatu pattern / ciri yang kita bisa lihat dari pekerjaan Tuhan, bahwa Tuhan terlebih dahulu “come down” untuk “bring up” umatNya menjadi makin serupa Kristus. Semua adalah pekerjaan Roh Kudus, oleh karena itu tidak ada dari kita yang bisa sombong akan hal ini. Tuhanlah yang berinisiatif, Tuhanlah yang terlebih dahulu mengasihi umatNya. Bukan kita, melainkan anugerahNya.

3:9 Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.
3:10 Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."

Sekarang seruan orang Israel...”. Kalimat ini menunjukkan waktu Tuhan (kairos / In His Time / God Speed), Tuhan bertindak / merancang didalam waktuNya yang paling tepat. Dan didalam pekerjaan Tuhan, Tuhan memakai orang yang hendak diutusnya. Musa mendapat panggilan (calling) dari Tuhan, dia diutus untuk membawa umat Tuhan keluar dari Mesir. Inilah yang disebut visi. Kita pergi, kita melakukan suatu pelayanan karena visi yang dari Tuhan. Visi berarti God’s vision, maksud Tuhan yang Tuhan nyatakan pada kita, itulah panggilan hidup kita.

Hal lain yang kita bisa lihat dari ayat ini adalah bila kita membandingkan kembali Keluaran 2:14, maka disini yang menjadi pemimpin dan hakim didalam panggilan Musa adalah Tuhan sendiri bukan diri Musa.

3:11 Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"
3:12 Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini."

Musa melihat diri yang tidak mampu, kalau dulu ia seorang pangeran Mesir, namun sekarang dirinya hanyalah seorang gembala yang adalah kekejian bagi Mesir, lagipula ia telah membunuh seorang Mesir, bagaimana mungkin dia membawa orang Israel keluar. Kalau ketika ia masih menjadi prince saja ia ditolak apalagi sekarang, pikir Musa. Ini bukanlah sikap rendah hati, namun disini Musa lebih bersandar pada kekuatan diri (self-reliant), dia terlalu melihat diri. Namun diayat ke 12, kita melihat Tuhan menjawab dengan mengganti subject pertanyaan Musa. Seakan Tuhan berkata: “It is not about you Moses, but about Me, the almighty God”. Bukan karena Musa, namun Tuhan sendirilah yang memampukan, Tuhan yang bekerja, maka sesuatu itu terjadi, karena melalui Firman, maka dunia dan segala isinya ada.

Melalui tanda yang Tuhan kasi, pertama kita belajar bahwa Tuhan memastikan keberhasilan rencanaNya (He predestined). Tuhan tau, rencanaNya pasti berhasil, dan Tuhan tau mereka akan beribadah di gunung Tuhan. Tuhan juga memberi tanda dibelakang, sebagai suatu didikan Tuhan melatih iman Musa. Seringkali tanda diberikan didepan (seperti Gideon yang meminta tanda), namun didikan Tuhan terhadap Musa berbeda. Ini adalah suatu bentuk “exercising the faith” kepada Musa.

Hal terakhir, bila kita melihat covenant Tuhan, tidaklah salah kalau Tuhan pernah berjanji melipat gandakan keturunan Abraham, atau membawa Israel ke kanaan, namun inti dasar dari covenant Tuhan bukanlah itu. Inti dari God's covenant ada di Kej 17:7 dan Yehezkiel 36:28 yaitu "You Shall be My People, and.... I WILL BE YOUR GOD".

Maka dari sini kalo lihat konsep covenant Tuhan (which different from human covenant), didalam keluaran 2:24, Keluaran 3:9, dan semua cerita yang Tuhan katakan ke Musa dari Keluaran 3:16-22. Semuanya karena Tuhan mau menekankan lebih kepada: “You Shall be my people and I WILL BE YOUR GOD”. Keluaran 3:12 dikatakan bahwa “...kamu akan beribadah kepada Allah”, bandingkan dengan covenant Tuhan: "I will be your God". Maka dari sini tanda Tuhan semakin memperteguh covenant yang Tuhan buat sendiri.

Mengutip dari sabda.org: Janji Allah untuk "menjadi Allahmu" adalah janji terbesar dalam Alkitab. Janji ini merupakan janji pertama yang melandasi semua janji lainnya. Ini berarti bahwa Allah tanpa pamrih mengikat diri kepada umat-Nya yang setia untuk menjadi Allah mereka, perisai, dan upah mereka

3:13 Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?"
3:14 Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."

Tuhan menyatakan diriNya kepada Musa: “AKU ADALAH AKU”. Suatu kalimat singkat yang memiliki arti sangat dalam. Tuhan menyatakan diriNya yang adalah self-sufficient, Dia yang adalah alfa dan omega, Dia yang self-exist (sudah ada, tidak dicipta), Dia yang tidak berubah (unchangeable).

Mengutip dari sabda.org maka Tuhan sendiri memberikan diri nama "AKU ADALAH AKU" (dari sinilah muncul kata Ibr. Yahweh), sebuah frase Ibrani yang menunjuk tindakan. Allah sebenarnya mengatakan kepada Musa, "Aku ingin dikenal sebagai Allah yang hadir dan aktif." Dalam nama Yahweh terkandung janji bahwa kehadiran hidup dari Allah sendiri ada bersama umat-Nya hari lepas hari (bandingkan ayat ini dengan Keluaran 3:12 dan juga Kejadian 2:14).

Nama itu mengungkapkan kasih dan perhatian-Nya yang setia, bersama kerinduan untuk menebus umat-Nya dan hidup dalam persekutuan dengan mereka. Hal ini selaras dengan janji mendasar dari perjanjian, "Aku akan menjadi Allahmu".

Sungguh penting bahwa ketika Yesus lahir, Ia dinamakan Imanuel yang artinya "Allah menyertai" (Mat 1:23). Ia juga menyebutkan diri-Nya dengan nama "Aku adalah" (Yoh 8:58).

3:15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.
3:16 Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel dan katakanlah kepada mereka: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, telah menampakkan diri kepadaku, serta berfirman: Aku sudah mengindahkan kamu, juga apa yang dilakukan kepadamu di Mesir.
3:17 Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
3:18 Dan bilamana mereka mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus beserta para tua-tua Israel pergi kepada raja Mesir, dan kamu harus berkata kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah menemui kami; oleh sebab itu, izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami.

Kembali disini, Tuhanlah yang menyuruh Musa. Tuhan yang memerintah, Tuhanlah yang memberikan panggilan kepada Musa, untuk Musa sampaikan kepada Israel. Tuhan sendiri yang akan menuntun Israel keluar dari Mesir. Tuhan mau mengkuduskan Israel dari segala kenajisan bangsa Mesir yang memiliki ilah-ilah lain, dan mengkususkan Israel sebagai umatNya, dan mempertuhan Allah Abraham, Ishak dan Yakub.

Di ayat 18 dikatakan bahwa Tuhan menyuruh supaya mereka mengatakan bahwa mereka hendak pergi ke padang gurun 3 hari. Beberapa penafsir mengatakan bahwa kata 3 hari disini merupakan suatu kata kiasan pada waktu itu. Seperti pada saat kita mengatakan “give me 2 minutes”, tidak berarti literal 2 menit, namun arti kiasan yang menunjukkan sebentar lagi. Demikian arti kata 3 hari disini pun menunjukkan suatu perjalanan jauh, tidak tahu berapa lama.

3:19 Tetapi Aku tahu, bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kamu pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat.
3:20 Tetapi Aku akan mengacungkan tangan-Ku dan memukul Mesir dengan segala perbuatan yang ajaib, yang akan Kulakukan di tengah-tengahnya; sesudah itu ia akan membiarkan kamu pergi.

Dikatakan bahwa Tuhan tahu, bahwa Firaun tidak akan suka, Firaun menolak Tuhan. Namun Tuhan tetap menyuruh Musa melakukannya. Disini kita belajar bahwa kita melakukan sesuatu bukan karena sesuatu itu dilihat dari kemungkinan berhasilnya, dari kemudahannya, bukan dari untungnya, bukan dari dilihat orangnya, atau hal lainnya. Ironi jaman sekarang, manusia melakukan sesuatu karena tau akan berhasil bukan karena Tuhan yang perintahkan. Panggilan Tuhan membutuhkan ketaatan, yang penting setia melalukan karena Tuhan.

Meski Firaun menolak, namun Tuhan mengatakan Firaun pun hanya manusia, yang bagaimanapun juga akan tunduk kepada Tuhan semesta alam, karena ia dipaksa oleh tangan yang kuat.

3:21 Dan Aku akan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa ini, sehingga, apabila kamu pergi, kamu tidak pergi dengan tangan hampa,
3:22 tetapi tiap-tiap perempuan harus meminta dari tetangganya dan dari perempuan yang tinggal di rumahnya, barang-barang perak dan emas dan kain-kain, yang akan kamu kenakan kepada anak-anakmu lelaki dan perempuan; demikianlah kamu akan merampasi orang Mesir itu."

Tuhan memberikan keadilan karena Ia adalah Allah yang adil. Segala penindasan, kesusahan, ketidak adilan yang dialami bangsa Israel tidak Tuhan hiraukan. Secara tidak langsung, Tuhan memastikan bangsa Mesir membayar segala kerja rodi yang bangsa Israel lakukan. Tuhan memastikan bangsa Mesir akan bermurah hati, memberikan perak, emas dan kain-kain sebagai upah pekerjaan mereka. Tuhan adalah pelindung dan keadilan bagi umatNya.

Ayat 22 dikatakan supaya tiap-tiap peremupan yang meminta bukan para laki-laki. Wanita adalah mahluk yang dipandang lemah, dan Tuhan memakai ini sehingga tidak ada seorangpun meninggikan dirinya, Tuhan pakai wanita yang lemah, sehingga mereka melihat Tuhan yang bekerja bukan kekuatan Israel.

Dan bila kita melihat jauh kedepan, maka barang-barang berharga ini akan dipakai untuk membangun bait suci bagi Tuhan. Semua hal didunia ini bukanlah milik kita, semua milik Tuhan, semua ada karena Tuhan, bila kita memiliki itu karena anugerahNya. Janji Tuhan, adalah supaya kita menjadi umatNya dan menjadikan Tuhan sebagai Tuhan dalam hidup kita, maka segala materi bahkan hidup kita untuk Tuhan.

~ PoL

Comments