Exodus 6: God wants us to KNOW Him. Do we really KNOW Him?

Di pasal sebelumnya, kita melihat Musa yang tengah mengeluh kepada Tuhan, karena problem yang dihadapinya, dimana bangsa Israel semakin ditindas oleh Firaun, yang kemudian bangsa itu mempersalahkan perbuatan Musa. Dalam pasal ini kita melihat Tuhan terus mendidik Musa, didalam Ia menyatakan diriNya.

6:1 (5-24) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Sekarang engkau akan melihat, apa yang akan Kulakukan kepada Firaun; sebab dipaksa oleh tangan yang kuat ia akan membiarkan mereka pergi, ya dipaksa oleh tangan yang kuat ia akan mengusir mereka dari negerinya."

Disini kita melihat Tuhan menjawab keluhan Musa didalam pasal 5. “Sekarang...” menunjuk bahwa inilah waktu Tuhan. Waktu Tuhan sudah tiba, dimana Ia akan bertindak.

Musa mengeluh karena ia terlalu terfokus kepada masalah. Musa terlalu terkesima akan kuasa dari Firaun yang mampu menindas bangsa Israel lebih parah dari sebelumnya. “Sekarang engkau akan melihat...”. Namun disini, Tuhan ingin Musa mengetahui bahwa Dialah yang berdaulat. Tuhan ingin Musa mengarahkan pandangannya kepada Tuhan dan bukan kepada masalah, karena Ia adalah Tuhan yang lebih besar daripada segala masalah yang kita hadapi (Focus on problems then we will stumble; Focus on God, the problems tumble). Dia adalah Tuhan yang meng-kontrol segala sesuatu. Tuhan akan menjalankan kehendakNya, dan kehendakNya pasti terlaksana karena Tuhan adalah Allah yang berdaulat akan segala sesuatu. Dalam hal ini, Firaun pasti akan membiarkan bangsa Israel pergi, karena Tuhan memaksa dengan tangan yang kuat.

6:2 (6-1) Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Akulah TUHAN.
6:3 (6-2) Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri.
6:4 (6-3) Bukan saja Aku telah mengadakan perjanjian-Ku dengan mereka untuk memberikan kepada mereka tanah Kanaan, tempat mereka tinggal sebagai orang asing,
6:5 (6-4) tetapi Aku sudah mendengar juga erang orang Israel yang telah diperbudak oleh orang Mesir, dan Aku ingat kepada perjanjian-Ku.

“Akulah YAHWEH” Tuhan mengingatkan Musa akan siapakah Tuhan? Dia adalah Tuhan yang membuat perjanjian (Covenant-Making) dan juga Dia adalah Tuhan yang pasti menepati perjanjianNya (Covenant-Keeping). Dia adalah yang awal dan akhir. Dia adalah Tuhan yang mengingat janjiNya.

Didalam ayat ke 3, apa maksud Tuhan mengatakan bahwa dengan nama YAHWEH, Tuhan belum menyatakan diri? Disini Tuhan mengatakan bahwa pada masa lampau namanya sudah dikenal walaupun tentang dirinya belum sepenuhnya di nyatakan (reveal). Boleh saja dianggap bahwa nama YAHWEH memang belum pernah disebut sebelumnya dan bila tertulis kata YHWH itu pun karena Musa yang mencatat kitab kejadian. Namun demikian bisa dikatakan bahwa bila secara kronologi Musa sudah menuliskan hal ini sebelumnya, berarti pernyataan itu sudah ada. Itu sebab Musa berani menuliskan di awal dan tidak masalah kalau YHWH mengatakan kalau mereka belum mengenal DIA. Hal ini sama saja dengan menyebut Juruselamat (Yeshua) sebelum Yesus lahir. Orang-orang Yahudi juga tidak kenal DIA, padahal nama ini sudah lama disebut-sebut didalam Perjanjian Lama. Didalam Perjanjian Baru pun (Matius 17:12) ada pernyataan bahwa Yesus datang untuk umatNya, namun mereka tidak mengenal DIA. Dia disebut Kristus (Messiah), tapi tetap saja mereka tidak mengenal-Nya.

Contoh lainnya adalah ketika YAHWEH berbicara kepada Adam dan Hawa. Disini yang berbicara adalah Sang Anak (bentuk ke 2). Firman itulah yang berbicara. Memang didalam kejadian (saat itu) belum disebutkan nama, karena ini merupakan sesuatu yang progresif dan belum terlihat dengan jelas didalam kejadian, namun bila kita melihat didalam Yohanes 1, maka kita akan melihat dengan jelas bahwa Yohanes disini memperkenalkan akan LOGOS (sang Firman). Firman itu bersama Elohim dan Firman itu adalah Elohim, dan Firman itu yang menciptakan. Firman itulah yang menjadi manusia. Maka disini sang Firman sudah ada sejak kejadian, namun mereka belum mengenal secara keseluruhan.

Disini juga orang-orang dijaman sebelum Musa belum mengetahui pribadi YAHWEH. Itu sebab kalau Tuhan bilang “AKU” belum mengenalkan NAMA YHWH kepada mereka, itu artinya NAMA itu memiliki kekompleksan yg mendalam. HASHEM (NAMA) bukan sekedar sebutan tapi PRIBADINYA. Mereka belum mengenal aplikasi dari nama YAHWEH, Tuhan yang memenuhi perjanjianNya, Tuhan yang menepati perjanjianNya (covenant). Kalaupun mereka tahu, mereka hanya tahu bahwa YAHWEH adalah Tuhan yang membuat perjanjian dengan mereka, namun sedikit dari perjanjian (covenant) tersebut tergenapi, khususnya perjanjian dimana Tuhan akan membawa mereka ke tanah kanaan. The patriarchs knew God as the Maker of the covenant. Moses and the generation of the Exodus would know God as the One who fulfilled the covenant.

Bagi kita, kita dapat belajar bahwa Tuhan bukan hanya Tuhan yang hanya mau dikenal sebagai El-Shaddai (God Provider - Allah yang Maha Kuasa), atau Allah yang berdaulat, Allah yang mencukupi saja secara pengetahuan. Namun Tuhan adalah Tuhan yang mau dikenal secara personal didalam kehidupan kita. He wants us to know Him intimately, as a promise making and promise keeping God, whom we can trust in everything.

6:6 (6-5) Sebab itu katakanlah kepada orang Israel: Akulah TUHAN, Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir, melepaskan kamu dari perbudakan mereka dan menebus kamu dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat.
6:7 (6-6) Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN, Allahmu, yang membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir.
6:8 (6-7) Dan Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu; Akulah TUHAN."

Disini sekali lagi terlihat bahwa Tuhan adalah Tuhan yang Active. Tuhan adalah inisiator yang bekerja demi kemuliaan namaNya. Bagian ini juga dibuka dan ditutup dengan kata “Akulah TUHAN” yang menunjukkan suatu penekanan, dan sekali lagi menunjukkan bahwa Tuhan adalah Tuhan yang mau dikenal, dan DIA memperkenalkan dirinya dalam bagian ini yaitu sebagai Tuhan yang mengingat bahwa Ia telah berjanji (covenant-making), dan Ia akan menepati janjiNya (covenant-keeping) . Hal ini juga lah yang menjadi tujuan dari setiap Pemahaman Alkitab (Bible study) yaitu agar kita makin mengenal Tuhan (secara keseluruhan – bukan hanya secara rasio). Betapa pentingnya mengetahui dan mengenal Tuhan. Pertanyaan bagi kita: apakah kita makin mengenal Tuhan dalam hidup kita? Kata “umat Tuhan” berarti adalah orang-orang anggota kerajaan Allah, berarti adalah orang-orang yang mengenal TuhanNya.

Didalam ayat ini, terdapat berkali-kali kata “Aku Akan...” atau dalam bahasa inggris lebih terlihat jelas kata “I will” diulang sebanyak 7 kali:
I will bring you out
I will rescue you from their bondage
I will redeem you
I will take you as My people
I will be your God
I will bring you into the Land
I will give it to you as a heritage

Disini Tuhan meng-konfirmasi akan perjanjianNya terhadap Israel. Tuhan mau menunjukkan bahwa Musa bisa berharap sepenuhnya kepada Dia, karena Dia akan melakukannya, dan itu pasti terjadi. Hal ini kontras dengan perkataan “I will” dari setan didalam Yesaya 14:13-15 yang tidak memiliki kuasa. Bila Tuhan mengatakan “I Will” maka kita bisa percaya sepenuhnya itu akan tergenapi.

Dalam bagian ini, juga terlihat bayang bayang ordo salutis (salvation order) secara spiritual, yaitu kita di panggil (calling), ada perubahan (conversion: repentance and faith), ada pembenaran (justification), ada pengangkatan kita menjadi anak Tuhan (adoption), ada pengudusan hidup (sanctification), dan dihari terakhir ada kemuliaan (glorification)

Satu hal yang menarik pula dalam bagian ini adalah dimana Tuhan menginginkan kita menjadi umat Nya dan Tuhan menjadi the Lord. Kita tidak bisa menjadi umat bila bukan Tuhan yang memanggil kita (konsep election). Tuhan memanggil kita menjadi people in the kingdom of God, suatu panggilan ke system pemerintahan Theocracy.

6:9 (6-8) Lalu Musa mengatakan demikian kepada orang Israel, tetapi mereka tidak mendengarkan Musa karena mereka putus asa dan karena perbudakan yang berat itu.

“putus asa dan perbudakan yang berat” Inilah yang menyebabkan bangsa Israel meragukan kebenaran yang Musa katakan. Bertahun-tahun mereka diperbudak dan ini membuat mereka berpikir selayaknya budak yang mudah putus asa dan bukan selayaknya orang yang menerima janji Tuhan. Dimata bangsa Israel, Firaun terlihat lebih dekat, lebih besar dibandingkan dengan Tuhan. Banyak orang kristen pun seperti ini, mereka mengatakan percaya Tuhan namun didalam kenyataan hidup mereka, mereka masih terus serupa dengan dunia ini seperti yang dikatakan dalam Roma 12:2, mereka juga masih terus terfokus akan kekuatiran yang berlebihan, terfokus akan masalah, bahkan mengikuti arus dunia. Bangsa Isreal dan kita juga membutuhkan “pembaharuan budi” yaitu pikiran yang benar, pikiran yang berfokus kepada sang kebenaran itu yaitu Tuhan sendiri.

Di dalam hal ini juga kita bisa melihat bahwa ketika Tuhan menyuruh kita untuk melakukan suatu pekerjaan, hasil dari perintah Tuhan itu tidak selalu adalah “sukses” menurut standard manusia. Ketika Tuhan menyuruh Musa untuk berbicara kepada bangsa Israel, tahukan Tuhan bahwa bangsa Israel akan tidak mendengarkan Musa? Ya Tuhan tahu. Menurut Musa respon ini adalah suatu kegagalan. Namun didalam Rancangan Tuhan, respon ini justru yang semakin merealisasikan bahwa mereka akan keluar dari Mesir oleh Tangan Tuhan yang kuat. Bukan dengan cara lain, bukan dengan bujukan maupun dengan pemberontakan Israel. Suatu yang yang bisa kita pelajari adalah untuk trust and obey the Lord, karena bekerja adalah tanggung jawab manusia dan hasil adalah anugerah Tuhan.

6:10 (6-9) Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa:
6:11 (6-10) "Pergilah menghadap, katakanlah kepada Firaun, raja Mesir, bahwa ia harus membiarkan orang Israel pergi dari negerinya."
6:12 (6-11) Tetapi Musa berkata di hadapan TUHAN: "Orang Israel sendiri tidak mendengarkan aku, bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku, aku seorang yang tidak petah lidahnya!"
6:13 (6-12) Demikianlah TUHAN telah berfirman kepada Musa dan Harun, serta mengutus mereka kepada orang Israel dan kepada Firaun, raja Mesir, dengan membawa perintah supaya orang Israel dibawa keluar dari Mesir.

Musa yang sudah merasa cara Tuhan gagal, namun disini kita melihat seakan-akan Tuhan tidak mempedulikan apa yang Musa rasakan. Tuhan justru menyuruh Musa untuk pergi menghadap Firaun untuk membiarkan orang Israel pergi. Musa secara manusiawi merasa bagaimana mungkin Firaun mau mendengarkan dia? Cara Tuhan dipikirnya sudah gagal, karena terhadap bangsanya sendiri saja, Musa tidak mampu untuk menasihatinya. Disinilah pembentukan Tuhan terhadap Musa. Tuhan menginginkan Musa untuk tidak melihat kepada Firaun, Tuhan juga mendidik Musa untuk tidak melihat kepada bangsanya, dan terakhir juga Tuhan mendidik Musa untuk tidak melihat kepada kelemahan dirinya sendiri, Tuhan mau Musa hanya melihat kepada jalan Tuhan. Inilah Iman yang Tuhan sedang didik. Iman yang sabar menunggu dan terus bertahan untuk mengikuti rencana Tuhan yang belum terlihat dengan jelas disaat itu. Dalam hidup kita apakah kita sudah memiliki iman seperti ini? Seringkali inilah didikan Tuhan dalam hidup kita juga untuk kita makin mengerti kehendak Tuhan.

6:14 (6-13) Inilah para kepala kaum keluarga mereka: Anak-anak Ruben anak sulung Israel: Henokh, Palu, Hezron dan Karmi; itulah kaum-kaum Ruben.
6:15 (6-14) Anak-anak Simeon: Yemuel, Yamin, Ohad, Yakhin, Zohar, dan Saul, anak seorang perempuan Kanaan; itulah kaum-kaum Simeon.
6:16 (6-15) Inilah nama anak-anak Lewi menurut urutan kelahirannya: Gerson, Kehat dan Merari. Umur Lewi seratus tiga puluh tujuh tahun.
6:17 (6-16) Anak-anak Gerson: Libni dan Simei, menurut kaum mereka.
6:18 (6-17) Anak-anak Kehat: Amram, Yizhar, Hebron dan Uziel. Umur Kehat seratus tiga puluh tiga tahun.
6:19 (6-18) Anak-anak Merari: Mahli dan Musi. Itulah kaum-kaum Lewi menurut urutannya.
6:20 (6-19) Dan Amram mengambil Yokhebed, saudara ayahnya, menjadi isterinya, dan perempuan ini melahirkan Harun dan Musa baginya. Umur Amram seratus tiga puluh tujuh tahun.
6:21 (6-20) Anak-anak Yizhar: Korah, Nefeg dan Zikhri.
6:22 (6-21) Anak-anak Uziel: Misael, Elsafan dan Sitri.
6:23 (6-22) Dan Harun mengambil Eliseba, anak perempuan Aminadab, saudara perempuan Nahason, menjadi isterinya, dan perempuan ini melahirkan baginya Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
6:24 (6-23) Anak-anak Korah: Asir, Elkana dan Abiasaf; itulah kaum-kaum orang Korah.
6:25 (6-24) Eleazar, anak Harun, mengambil salah seorang anak perempuan Putiel menjadi isterinya dan perempuan ini melahirkan Pinehas baginya. Itulah para kepala kaum keluarga orang Lewi menurut kaum mereka.
6:26 (6-25) Itulah Harun dan Musa, yang diperintahkan TUHAN: "Bawalah orang Israel keluar dari tanah Mesir menurut pasukan mereka."
6:27 (6-26) Merekalah yang berbicara kepada Firaun, raja Mesir, supaya mereka membawa orang Israel keluar dari Mesir. Itulah Musa dan Harun.

Bagian ini mencatat geneology Musa. Apakah yang bisa kita pelajari dalam geneology ini? Pertama, kita melihat didalam silsilah Musa bahwa Musa lahir dari orang-orang yang biasa saja (Moses is an ordinary person too). Adalah anak ke 3 dari Israel yang pada saat Israel membagi bagikan berkat justru Lewi mendapat kutuk karena pernah dengan kekerasan membunuh raja Sikhem. Kehat yang adalah anak tengah yang tidak mempunyai signifikansi apa apa. Amram, ayah musa mengawini Yochebed yang akan di reveal nantinya secara lebih jelas di imamat bahwa sesungguhnya tidak boleh seorang lelaku mengawini bibinya “aunty”. Tetapi justru orang orang inilah yang boleh Tuhan pilih untuk dipakai sebagai wakilNya dalam rencana pembebasan Israel. Tuhan memakai siapa saja yang Ia kehendaki, tidak bergantung akan kelebihan atau kekurangan orang tersebut.

Kedua, bila kita mengkontraskan posisi Musa dengan Tuhan, maka kita melihat Musa sebagai “ordinary” person dan Tuhan adalah the “Great being”. Inilah fokus dari Alkitab, bahwa Alkitab bukanlah kitab mitos ataupun fairy tale dimana sang Hero terkesan sangat baik dan mulia. Disini, Alkitab menggambarkan apa adanya dengan seluruh kelebihan dan kekurangan masing masing tokoh. Pada saat bersamaan Alkitab mengkontraskan antara Allah yang begitu suci, mulia, agung, perkasa dan kekal dengan Manusia yang penuh dengan kekurangan, yang terbatas, yang mempunyai tubuh yang tidak kekal ini. Dan dalam situasi seperti inilah Allah berbincang-bincang dengan manusia.

Ketiga, dengan dicatatnya silsilah Musa, maka ini sekali lagi membuktikan janji Tuhan akan providensiaNya: bahwa Tuhan akan terus menjaga umatNya. Bahkan bila kita melihat jumlah orang dari jaman sebelum Musa dibanding dengan jumlah orang jaman Musa, maka Israel bertambah banyak.

6:28 (6-27) Pada waktu TUHAN berfirman kepada Musa di tanah Mesir,
6:29 (6-28) TUHAN berfirman kepadanya: "Akulah TUHAN; katakanlah kepada Firaun, raja Mesir, segala yang Kufirmankan kepadamu."
6:30 (6-29) Tetapi Musa berkata di hadapan TUHAN: "Bukankah aku ini seorang yang tidak petah lidahnya, bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku?"

kenapa bisa demikian?
Mengapa Musa dihadapan Allah yang maha kuasa bisa seakan-akan menolak melakukan perintahnya? Walaupun dengan alasan yang secara manusia masuk akal, bukankah Tuhan itu maha kuasa? Jika kita mengintip sedikit ke exodus 7, maka kita akan melihat bahwa Tuhan tidak menggubris self-pity Musa. Apa yang terjadi disini? Dimana letak kesalahan Musa?

Kesalahan Musa adalah karena dia tidak bisa melihat lebih dari pada hal-hal yang duniawi. Musa terus berpusat pada “pembebasan Israel”, Keluar dari tanah mesir dan menerima tanah perjanjian. Sehingga menurut Goal tersebut, ketika orang israel menolak Musa, dan ketika Firaun justru memperberat pekerjaan orang Israel, semua hal itu dirasa sebagai suatu kegagalan. Ini karena hal-hal itu seakan semakin menjauhkan dirinya dari goal “pembebasan israel”. Akan sangat berbeda reaksi Musa bila ia sadar bahwa sesungguhnya semuanya ini dilakukan ultimately adalah untuk kemuliaan Tuhan. Seperti yang dikatakan di Keluaran 6:6-8, Tuhan melakukan semuanya ini agar israel tahu bahwa Allah adalah Tuhan dan israel dipanggil menjadi umatnya.

Jika musa melihat kejadiaan ini dengan tujuan “God's glory” maka dia seharusnya bisa melihat bahwa dengan menyerahnya bangsa israel, sesungguhnya justru akan membuat israel tidak mempunyai suatu alasan pun untuk disombongkan dan segala puji dan kemuliaan hanya kepada Tuhan saja. Kekerasa hati Firaun pun adalah sesuatu yang membuat Tuhan semakin dimuliakan, sebab bukan karena kebaikan hati Firaun atau pun persuasi Musa yang menyebabkan Israel mendapatkan kebebasan tersebut, namun semata mata adalah karena anugerah Tuhan, dimana Tuhan sendiri yang secara aktif membebaskan israel dari kuasa perbudakan Firaun.

~ PoL

Comments