Reflection on the Third Commandment

"Thou shalt not take the name of the LORD thy God in vain; for the LORD will not hold him guiltless that taketh his name in vain. (Exodus 20:7)"

Rabu kemarin ini saya bersama 4 orang temen saya sedang membahas mengenai hukum ke tiga Tuhan. Saya lebih suka memakai terjemahan inggris dibanding terjemahan indonya (Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan).
Kita umumnya tahu hal-hal yang dilarang disini itu ya ga boleh sebut nama Tuhan sembarangan, misalnya swearing atau mengumpat dengan pakai nama Tuhan, atau sumpah, dll. Kenapa sih ga boleh? sebegitu pentingkah arti sebuah nama?

Dari sebuah nama misal pada saat kita tiba-tiba dipanggil oleh seseorang, kemudian orang itu bilang, ini yang suru pak gubernur atau presiden mungkin. Wah kita mungkin langsung siap-siap, kalau perlu pakai pakaian rapi dll. Kalau kita mendapat ancaman, trus ada tertulis tertanda "osama bin laden" misalnya tiba-tiba kita bisa berubah jadi takut seketika. Ini semua hanya karena sebuah nama. Dan bagaimanakah dengan nama sang maha kuasa yang mencipta langit dan bumi ini? raja diatas segala raja? tidakkah kita punya rasa gentar terhadapNya? kalau kita ga brani mengumpat pakai nama presiden kenapa kita bisa berani memakai nama Tuhan? atau mungkin orang jaman sekarang ga pake nama Tuhan tp pake kata-kata "Hell", "damn" dibanding kita pake kata "Jesus Christ". Mengertikah kita akan kata-kata itu? sebenernya pada umumnya pada saat kita swearing orang langsung saja mengatakan tanpa memikirkan terlebih dahulu. Mau langsung kita sebut nama Tuhan ataupun tidak tp yang dimaksud hukum ketiga ini adalah kita menyebutkan kata-kata itu dengan sia-sia.

Yang saya mau share-kan kali ini bukan hal diatas, hal diatas saya rasa banyak orang kristen sudah tau/sadar. Saya mau coba sharekan applikasi lanjut dari hukum ke tiga ini. Balik lagi ke pertama, terjemahan inggris dan indonesia sedikit ada perbedaan. Kalau kita lihat di indonesia disitu disebut "jangan menyebut" tapi di inggris lebih daripada menyebut. Disitu dikatakan supaya jangan sampai nama Tuhan itu menjadi sia-sia. Apa maksudnya?

Jujur saja.. pernahkah kamu ngantuk pada saat dengerin kotbah di gereja? tidak sadarkah kita Firman Tuhan yg dikotbahkan itu menjadi suatu yang sia-sia? Disini kita sudah membuat nama Tuhan yang disebut menjadi sia-sia. Lalu apabila kita berdoa, apakah doa yang kita sebut tiap hari itu benar-benar dengan hati yang tertuju kepada Tuhan ataukah hanya formalitas tanpa kita berdoa dengan penuh perasaan? Pada saat kita saat teduh, atau membaca alkitab setiap harinya, apakah itu berlalu begitu saja? ataukah hanya teringat saja dipikiran kita tanpa kita beriman dan kemudian ditujukan melalui perbuatan kita? Atau bahkan kita tidak membaca dan merenungkan Firman Tuhan selalu? Sia-sia... Do not take the name of the LORD thy God in vain (sia-sia). Dengan kita melakukan ini.. sebenernya kita tidak acknowledge Tuhan kita.. kita hanya tau seseorang itu presiden.. seseorang itu guru kita.. tapi tingkah laku kita terhadapnya tidak merespect dia sebagai presiden ataupun guru kita, sama halnya dengan Tuhan. Kita tahu, kita dengar dari gereja dan baca alkitab tapi kita tidak acknowledge dia sebagai Tuhan kita (hukum pertama disini dilanggar).

Mungkin hidup kita terlihat baik-baik saja, terlihat rohani, tapi ingat Tuhan melihat kedalam hati bukan luarnya. Mari kita lebih sungguh-sungguh dalam hidup kita, karena hidup kita seutuhnya untuk Tuhan.

What is the chief end of man? Man's chief end is to glorify God and to enjoy Him forever.

Comments