True Prayer

Apakah doa itu? Tulisan kali ini berjudul doa yang sejati, berarti kalau begitu ada doa yang salah atau tidak sejati? Ya benar. Seringkali orang yang belum mengenal Tuhan yang hidup bingung didalam memilih manakah agama yang benar. Lalu ketika kita sudah percaya kepada Tuhan yang sejati, Tuhan yang hidup, yang menyelamatkan kita, pernah kah kita melihat kehidupan berdoa kita? Apa relasi antara apa yang kita percaya dengan doa itu sendiri? Doa yang sejati ada didalam iman yang sejati didalam Tuhan yang hidup.

Prayer is a matter of the heart.
Seringkali kita mendengar (atau mungkin diri sendiri) berdoa dengan kata-kata yang indah, kata-kata yang panjang, atau bahkan ketika disuru berdoa kita sudah mempersiapkan disebuah kertas dan kita tinggal bacakan saja supaya kita tidak salah berbicara/supaya terlihat bagus. Kalau kita lihat agama lain, ajaran katolik ada yang namanya “rosary prayer” dimana mereka mengucapkan kata-kata yang sama berulang-ulang kali sambil menghitung biji kalungnya. Apakah ini semua pasti salah?

Mari kita lihat apa yang alkitab katakan. Didalam Matius 6:7 dikatakan “Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.”

Inilah yang dunia seringkali lakukan, kita lebih memperhatikan kepada hal-hal yang terlihat diluar (fenomena). Bukan hanya didalam hal berdoa, didalam ibadah pun juga segala sesuatu kita seringkali terperosok dengan fenomena. Ini sudah menjadi doktrin yang tanpa sadar mendarah daging dalam diri kita, dan akibatnya sudah tidak melihat alkitab yang adalah Firman Tuhan yang benar (infallible). Tuhan tidak melihat kepada kata-kata yang indah, atau doa yang panjang.

Lagipula alkitab mengatakan didalam Roma 8:26 demikian: “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.” Kita manusia disini dikatakan tidak bisa berdoa dengan benar, kita seringkali tidak bisa mengungkapkan apa yang menjadi desire kita didalam kata-kata. Maka itu Tuhan melihat apa yang didalam hati kita, Dia adalah Tuhan yang mengerti sepenuhnya isi hati kita. Tuhan mau kita berbicara dari apa yang berasal dari hati kita meski kita sulit mengungkapkannya, tapi Tuhan tidak melihat kepada kata-kata bualan (didalam inggris diterjemahkan sebagai vain/sia-sia).

But desire is not enough.
Ketika kita melihat didalam 1 Raja-raja 18, ketika 450 nabi-nabi baal berdoa meminta hujan, disitu kita melihat keseriusan mereka didalam berdoa. Mereka berdoa dari dalam hati, mereka sampai menggores-gores tubuh mereka,Tapi apakah doanya dijawab? Tidak. Kita bandingkan dengan Elia yang berdoa dengan singkat dan tenang, kemudian Tuhan menjawab doanya dengan menurunkan api.

Disini kita melihat bahwa hal kedua didalam berdoa adalah kepada siapa kita berdoa. Siapakah sasaran doa kita? Kepada siapa kita berkomunikasi? Jawaban singkat: Tuhan. Disini kita bisa melihat juga relasi doa dengan doktrin yang benar. Mengertikah kita akan siapakah Tuhan yang sejati itu? Tuhan seperti apa yang disebut sebagai Tuhan yang hidup? Seringkali orang kristen cukup puas hanya dengan “asal percaya Tuhan” dan “menikmati kasih Tuhan”, tapi kita tidak mengerti siapa sebenarnya Tuhan kita. Dan hal ini mungkin terpancar dalam doa kita. Apakah doa kita hanya berisi keluhan-keluhan kita? Apakah doa kita hanya untuk memuaskan apa yang kita mau? Apakah kita melihat Tuhan sebagai Allah yang selalu “menyediakan” ? atau bagaimana? Lama-lama kalau kita perhatikan yang menjadi “Tuhan” kita seperti “pelayan” kita.

Pernahkah kita memahami mengapa kita menutup doa kita didalam nama Tuhan kita Yesus Kristus? Kristus katakan dalam Yohanes 16:23 “Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.” Didalam nama Yesus Kristus berarti bahwa kita datang kepada Tuhan, meminta kepada Tuhan secara sadar, didalam segala penyerahan diri kita bersandar kepadanya melalui karya Kristus. Perlu sekali untuk kita berdoa kepada Tuhan yang benar dan sesuai dengan apa yang menjadi kehendakNya.

Repent and with thankful aknowledgement of God’s mercies.
Kita berdoa dengan sungguh-sungguh, mengerti kepada siapa kita berdoa, namun kita tidak merasa diri sebagai manusia yang berdosa yang sebenarnya tidak layak, maka doa kita belum menjadi the true prayer. The true prayer begins only when a man sees himself guilty and wretched before God.

Didalam lukas 18:13-14 dicatat sebagai berikut:
“Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Disini pada saat kita berdoa, berharap agar kita boleh terus mengingat bahwa kita adalah orang-orang yang terhilang, namun injil menunjukkan bagaimana kita bisa diselamatkan melalui karya Kristus (There is a humbleness and thankfullness to God).

~PoL

Comments