Covet

Keluaran 20:17
Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.

Pada saat kita melanggar hukum ke satu sampai ke sembilan, cepat atau lambat orang lain akan mengetahuinya. Kita dapat melihat atau mengetahui ketika seseorang membunuh, atau menyembah allah lain dalam hidupnya; Tetapi seseorang dapat melanggar hukum ke 10 ini tanpa sepengetahuan orang lain. Seorang yang terlihat baik sekalipun berdosa melanggar hukum ini, dan orang lain tidak mengetahuinya. Hukum ke 10 ini mau menekankan kepada kita akan hal-hal yang dari dalam (dari hati kita).

Apa itu coveting? Apakah coveting = desire? Tanpa desire maka kita tidak mungkin bisa berhasil. Semua keberhasilan didalam hidup manusia berasal dari desire orang tersebut. Desire menyebabkan seseorang untuk makan,minum,adanya etika dalam hidup, pengaturan negara yang baik, dll. Didalam matius 5:6 Tuhan Yesus berkata “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.” Jadi desire disini bukanlah hal yang salah. Desire justru adalah our spiritual gift. Budha mengatakan hal yang sebaliknya dan menurut saya adalah salah satu kelemahan dari ajaran Budha itu sendiri. Budha mengatakan: “if we could eliminate all desire, we could eliminate evil”. Jadi disini dengan kata lain nirvana is just glorified nothingness, karena no desire at all. Hal ini sungguh berbeda sekali dengan apa yang dikatakan didalam Yohanes 10:10 yang berkata demikian: “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”.

COVETNESS is when DESIRE becomes INORDINATE or UNLAWFUL.
Kalau kita perhatikan keluaran 20:17 diatas, sebenernya tidaklah salah apabila kita mengingini memiliki rumah, atau ingin memiliki istri, atau keledai, mobil, komputer, dll; Tetapi adalah salah apabila kita ingin memiliki istri orang lain, mobil orang lain, dll. Apa bedanya? Disini terdapat perbedaan level dari keinginan. Keinginan pada hal yang pertama adalah baik, tetapi yang hal-hal yang kedua itu salah karena dari situlah timbul segala keinginan untuk: membunuh, mencuri, atau melakukan hal-hal berdosa lainnya (Covetness is the root of other sins). Kita bisa liat hal ini didalam Yakobus 1:14-15 yang berkata: “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.”

Disinilah Tuhan menyelidiki hati kita yang terdalam, karena dari keinginan yang melawan Tuhan inilah permulaan dari segala dosa (Covetness hits every subject of life even the church itself!). Dosa awal manusia pun juga bermula dari sini, ketika hawa memiliki keinginan untuk memakan buah terlarang itu, disitulah pelanggaran kepada kehendak Tuhan. Ketika hidup pelayanan kita bukan untuk Tuhan tetapi kita suka melayani karena dipandang orang, atau karena untuk kepuasan selera atau hobi kita maka disinilah pelanggaran kepada Tuhan yang orang lain tidak lihat tetapi Tuhan melihat hati kita.

Lalu bagaimana kita bisa mengatasi coveting? Apa antidote dari coveting? Jawabannya adalah ketika kita memiliki hati yang bersandar penuh kepada Kristus dan puas akan apa yang Tuhan berikan kepada kita. Tanpa kristus maka kita akan jumpai banyak orang yang merasa hidupnya kosong, bosan, dan tidak akan pernah puas. Tuhan berkata dalam Matius 6:19-21 “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Paulus pun didalam filipi belajar untuk mencukupkan dirinya didalam segala keadaan.

Didalam alkitab tentang perumpamaan talenta, orang yang memiliki 5 talenta dan orang yang memiliki 2 talenta mendapatkan upah yang sama. Tuan dari si pemilik talenta itu mengatakan “Well done, good and faithful servant... I will make thee ruler over many things: enter thou into the joy of thy lord”. Inilah the true riches that we receive the infinite glory and wonder of God. Tuhanlah kenikmatan dan upah tertinggi. Dialah pengharapan kita. Inilah juga tujuan hidup anak-anak Tuhan bahwa kita memuliakan Dia dan menikmatiNya selamanya.

Amin

~Paul

Comments