Saya adalah hamba Mu

7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! 8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. 9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? 10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."
Luk 17:7-10

Tahun baru ini kembali saya banyak disadarkan beberapa hal. Adalah suatu tradisi kami didalam keluarga untuk berkumpul bersama keluarga dan merenungkan setahun yang telah lewat, berdoa pada Tuhan. Waktu itu papi saya memberikan suatu ayat dari Lukas 17:7-10 tentang Tuan dah hamba diatas.

Saya pun juga bersyukur atas blog yang ditulis oleh ko Ronald kususnya dalam tulisannya "Tahun Baru? apanya yang baru?" dan "Facing narcisism". Dalam tulisan saya kali ini saya mencoba untuk menggabungkan kedua hal ini, yang menjadi tekad dan harapan saya di tahun ini. Benar sekali tahun baru tanpa manusia yang baru adalah suatu semangat yang sia-sia.

Sebenarnya bagian ayat ini mau mengajarkan pada kita posisi kita sebagai hamba dan Tuhan sebagai tuan atas hidup kita. Benar sekali kalau kita lihat memang seakan-akan tidak fair. Tuhan saya sudah bekerja keras, mengeluarkan keringat, capai. Kenapa tidak ada penghargaan untuk saya? Kembali saya teringat apa yang Kristus lakukan didunia ini, sungguh suatu hal yang berbeda dengan kita manusia berdosa ini. Ia tidak mengeluh menjalankan semua hal yang Allah Bapa kehendaki. Lukas disini mau mengajarkan agar apapun yang kita lakukan untuk melayani Tuhan, kita harus lakukan itu dengan penuh kerendahan hati, dan tidak membayangkan bahwa Tuhan berhutang apapun pada kita. Siapakah kita ini sehingga kita berhak mengganggap Tuhan berhutang pada kita padahal rasul Paulus pun yang adalah seorang yang sangat besar tidak pernah berpikir seperti itu.

Dibagian ayat ini ada beberapa hal yang kita bisa lihat:

1. We are all God's servants
Sebagai hamba, maka adalah kewajibannya untuk melayani Tuannya. Semua tenaga dan waktu milik hamba adalah untuk tuannya bukan untuk dirinya sendiri. Bolehkah seorang pelayan berkata "tuan, selama 2 jam ini saya tidak mau melayani Tuan, saya mau pakai waktu saya sendiri". Tentu tidak bukan.

2. Pekerjaan hamba untuk mengisi waktunya dengan tugas dari tuannya.
Seorang hamba memiliki tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Seorang hamba melihat akhir dari tugasnya sebagai permulaan untuk menjalankan tugasnya yg selanjutnya. Coba kita bayangkan seorang pelayan yang telah memberi makan ternak tuannya diladang kemudian pulang pada malam hari, maka ia tidak selesai disitu saja. Seharusnya adalah ia menunggu perintah selanjutnya dari tuannya. Demikianlah didalam hidup ini sebagai pelayan/hamba Tuhan, kita harus terus menerus menunggu perintah Tuhan, apa yang Tuhan mau kita kerjakan selanjutnya terus sampai Ia berkata stop.

3. Pelayan yang baik tidak mengharapkan imbalan.
"No servant expects that his master should say to him, Go and sit down to meat". Biarlah kita melihat segala hal yang baik bukan menjadi suatu keharusan yang Tuhan harus kasi, tetapi sebagai kemurahanNya.

4. Adalah benar bahwa Kristus harus dipermuliakan terlebih dahulu.
Pernahkah kita melihat seorang hamba tidak mempermuliakan tuannya terlebih dahulu? Seorang hamba haruslah mengerjakan yang baik untuk tuannya karena itulah esensi menjadi seorang hamba. Seringkali kita justru berpikir kita tidak bisa melayani Tuhan, karena Tuhan tidak memberikan kita hal yang baik, kemudahan, kemampuan, harta, dan lain-lain. Ini adalah pemikiran yang salah, pemikiran yang self-centered bukan God-centered.

5. Hamba yang baik tidak mengharapkan terimakasih untuk tugas-tugas yang telah dilaksanakannya.
Apakah seorang majikan atau tuan berhutang kepada hambanya? Tidak bukan. Justru adalah suatu ucapan syukur seorang hamba boleh dipekerjakan tuannya. Aneh sekali bila seorang hamba berpikir bahwa tuannya harus berterima kasih padanya karena dia sudah bekerja padanya. Tidak! Tuan bisa mempekerjakan siapa saja yang Ia mau, justru adalah suatu priviledge kalau kita hidup boleh menjadi pelayan Tuhan/hamba Tuhan, sehingga kita boleh memperoleh anugerah-anugerahNya.

6. Hamba Tuhan yang baik adalah ketika mereka melakukan tugas-tugasnya dengan baik, maka seorang hamba tetap dengan rendah hati melihat bahwa dirinya adalah hamba yang tidak layak, yang tidak berguna, dan ia berkata pada dirinya bahwa ia hanya melakukan apa yang ia harus lakukan.
Berbeda dengan dunia ini dimana pekerjaan seorang hamba terhadap tuannya mengambil andil, memberikan keuntungan kepada si tuannya. Tapi lain dengan Tuhan kita, segala pekerjaan kita tidak ada andil untuk memberikan kemuliaan yang lebih padaNya. Apapun yang kita lakukan tidak membuat Tuhan menjadi untung. Mengapa? Karena Tuhan adalah Tuan diatas segala Tuan yang tidak membutuhkan apapun dari ciptaanNya. Ia telah memiliki segalanya, termasuk segala usaha kita pun, kita mampu melakukannya karena Tuhan yang memberikan kekuatan pada kita, juga talenta pada kita untuk kita gunakan. Tuhan tidak mendapatkan apa-apa dari kita oleh karena itu Tuhan tidak berhutang apapun terhadap kita. Dialah yang memilih hambanya, dan sekarang seharusnyalah kita melihat diri kita sebagai the "unprofitable servant" yang mengerjakan "profitable service", karena Tuhan tidak kekurangan apapun tanpa kita, namun kita tidak bisa tanpa Dia.

~ Soli Deo Gloria

Comments