5000 Fed (Matius 14:15-21) – Part 2

3. Tindakan murid-murid vs Tindakan Kristus

Menjelang malam murid-murid Tuhan datang kepada Tuhan untuk menyuruh orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makan di desa (ayat 15). Kita lihat disini tindakan murid-murid Tuhan Yesus yang menyarankan Tuhan supaya menyuruh orang banyak balik, murid-murid Tuhan berpikir hari sudah malam, ini sudah saatnya istirahat, dan merekapun pasti lapar, murid-murid Tuhan melakukan yang mereka pikir akan lebih baik bagi orang banyak tersebut. Kita lihat juga disini mengapa orang banyak itu masih berkumpul disana sedang semestinya merekapun kalau mau pergi mereka bisa pergi. Saya kira disini cuman satu jawabannya. Pernahkah kita lupa makan karena sesuatu hal? Mungkin karena terlalu sibuk? Atau mungkin terlalu asik bermain sehingga sampai-sampai rasa lapar itu hilang ataupun mungkin kita lapar tapi kita pikir makannya nanti saja? Inilah yang terjadi saat itu.

Orang banyak tersebut terlalu “asik” mendengarkan Tuhan, mereka melihat Firman Tuhan lebih penting daripada kebutuhan jasmani mereka (They esteemed the words of Christ's mouth more than their necessary food, and forgot themselves when they were hearing Him). Firman Tuhan yang adalah kebenaran itu sendiri, ketika diberitakan akan menjadi sesuatu yang sangat berharga, seperti sebuah harta yang tak ternilai harganya.

Selanjutnya di ayat ke 16 kita lihat respon dari Tuhan Yesus. Yesus berkata: “Tidak perlu mereka pergi, karena FirmanKu lebih penting daripada makanan, jadi lebih baik mendengarkan saja daripada mencari makanan.” Apakah begitu? Tidak. Justru Tuhan berkata bahwa mereka tidak perlu pergi DAN menyuruh murid-muridnya untuk memberi mereka makan. Tuhan mengerti apa yang menjadi kebutuhan orang banyak, dan disini Tuhan mau menunjukkan bahwa bila kita bergantung kepadaNya maka kita akan dicukupkan (bukan dijanjikan pasti hidup berkelimpahan). Mereka yang bergantung kepada Tuhan, tidak akan dikecewakan, karena Kristuslah yang akan mencukupkan hidup kita sehingga kita boleh hidup tidak berkekurangan, seperti ada tertulis supaya kita mencari dahulu kerajaan Allah maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Tapi seringkali kita salah mengartikan maksud hidup berkecukupan. Kita pikir ikut Tuhan tidak berkekurangan lalu berpikir artinya hidup kaya. Memang bukan berarti hidup kaya (secara materi/uang) itu salah, tapi bukan itu yang Tuhan janjikan. Ada perbedaan antara kebutuhan kita dan keinginan, dan yang perlu kita ingat adalah Tuhan mencukupkan apa yang kita butuh, bukan apa yang kita inginkan (need vs want).

4. Makanan yang sedikit untuk orang yang sangat banyak

Kita perhatikan selanjutnya adalah jumlah makanan yang tersedia dibanding dengan orang banyak yang hadir saat itu, sangatlah berbeda jauh. Mungkin pertanyaan pertama adalah apa hubungannya? Bukankah Tuhan Yesus kalau mau melakukan mujizat bisa saja Ia melakukan tanpa memakai 5 roti dan 2 ikan, bukankah Dia bisa menciptakan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada (creatio ex nihilo)? Benar. Tuhan mampu melakukannya, Tuhan bisa saja menciptakan makanan makanan yang sangat disukai raja-raja mungkin kalau jaman sekarang makan steak, atau Tuhan memberikan mujizat memberikan meja ke tiap orang dengan lobster atau kepiting rebus ataupun menyediakan wine, tetapi itu tidak dilakukan Tuhan, yang Tuhan lakukan justru memakai 5 roti dan 2 ikan yang adalah makanan yang biasa bagi para pelayan bagi konteks jaman itu (bukan sesuatu yang langka ataupun “wah”). Disini Tuhan mau mengajarkan agar kita hidup dengan rasa cukup, puas dengan pemberian atau berkat Tuhan. Tuhan memberikan kecukupan memenuhi apa yang orang banyak butuhkan yaitu makanan, dan berkat Tuhan itu berkelimpahan (lihat sisanya 12 bakul).

Hal selanjutnya adalah Tuhan memakai 5 roti dan 2 ikan tersebut yang adalah milik dari mereka sendiri. Maksudnya adalah Tuhan memakai apa yang kita miliki, hidup kita sebenarnya adalah anugerah dari Tuhan, tetapi seringkali kita menggerutu kalau kita kurang ini atau kurang itu, atau mungkin kita tidak mau membagikan berkat, kesempatan, tenaga yang kita punya untuk orang lain. Kita lihat disini contoh dari mujizat yang Tuhan kasi, Tuhan justru memakai apa yang sedikit menjadi banyak, seberapa sering kita berkorban, seberapa sering kita menggunakan berkat yang Tuhan kasi bagi Tuhan itu tidak akan pernah habis, tapi justru akan terus ditambahkan oleh Tuhan. Seperti ayat ke 18 dikatakan “bawalah ke mari kepada-Ku”, disini mau mengajarkan pada kita untuk kita mengembalikan berkat Tuhan, hidup kita kepada Tuhan terlebih dahulu dan Tuhan akan memberkatinya lebih lagi untuk boleh melayaniNya lebih.

5. Ucapan Syukur

Kita melihat sikap Tuhan Yesus di ayat ke 19, setelah Yesus mengambil 5 roti dan 2 ikan tersebut, maka Ia menengadah ke langit dan mengucapkan syukur. Disini kita belajar bahwa sedikit apapun berkat Tuhan itu, kita harus mengucap syukur kepada Tuhan. Cukuplah akan apa yang Tuhan berikan pada kita, karena sebenarnya kalau kita bergantung pada Tuhan maka sebenarnya kita sudah memiliki apa yang paling penting. Sebenarnya kita tidak layak meminta apapun dari Tuhan, karena kita adalah manusia berdosa, yang seharusnya menjadi hak kita adalah kematian yang kekal, namun Kristus telah mati bagi kita, dan itu sungguh sudah amat besar bagi kita, dan seharusnya kalau kita boleh memiliki dia, memiliki iman percaya pada Tuhan, sessungguhnya itu adalah pemberian Tuhan yang sungguh amat besar dan mulia.

Kalau kita boleh berbagian melayani Tuhan, diberikan kesempatan oleh Tuhan menjadi berkat bagi orang, janganlah kita menjadi sombong, karena bukan karena kekuatan kita tapi karena Tuhan yang bekerja. Kita lihat hal ini di dalam ayat ke 19 ini juga, tidak ada hak bagi murid-muridnya menjadi sombong ketika mereka membagi-bagikan makanan itu, karena Tuhan lah terlebih dahulu yang memberikan makanan itu kepada murid-muridnya. Jikalau Tuhan tidak memberikan terlebih dahulu ke murid-muridnya maka sesungguhnya mereka tidak bisa apa-apa. (Ministers can never fill the people's hearts, unless Christ first fill their hands: and what he has given to the disciples, they must give to the multitude)

6. Orang banyak dipuaskan

Makanan itu cukup bagi orang banyak. Sekali lagi disini menekankan bahwa berkat Tuhan itu cukup, dan HANYA didalam Tuhan kita dipuaskan. Hal selanjutnya adalah: Makanan itu sisa (12 bakul – 1 untuk tiap rasul). Kita lihat apa yang kedua belas rasul itu berikan, mereka mendapatkannya lagi, bukan hanyak mendapat yang sama tapi justru berkelimpahan. Inilah hal mengenai anugerah Tuhan. Sungguh seharusnya kita bersyukur, karena kristus memberikan kita teladan melayani Allah Bapa, dan biarlah kita hari demi hari boleh belajar makin hidup melayani Tuhan.

Soli Deo Gloria – segala kemuliaan bagi Allah

~ PoL

Comments