Abusing God's Glory

"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" (Mikha 6:8)

“Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak kau pandang hina ya Allah” (Mazmur 51:18-19)

“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” (Ibrani 11:6)


Tujuan hidup kita adalah untuk memuliakan Tuhan. Sungguh bersyukur bahwa banyak orang-orang yg rindu untuk bekerja bagi Tuhan, mengenal bahwa hidup adalah persembahan bagi Tuhan, banyak orang yang mencari kehendak Tuhan dan melakukannya dengan giat. Tetapi disisi lain ada juga dan banyak juga kita yang meskipun sudah mengaku percaya kepada Kristus, kita yang sudah terlibat pelayanan bertahun-tahun bahkan mungkin gereja pun meng “abuse” atau menyalah gunakan kata memuliakan Tuhan. Dalam artian, seringkali kita memakai “kedok” ataupun mungkin “asal” menyebutkan alasan bahwa apa yang kita lakukan adalah untuk Tuhan.

Banyak orang mungkin berpikir bahwa Tuhan kita seperti “the great father of all time” yang kudus, berhikmat, kekal, yang diam di surga yang tenang, damai dan tentram, sambil melihat kepada kita manusia berharap kita memberikan yang terbaik kepada dia. Kemudian kita bekerja menghasilkan talenta-talenta kita. Kemudian kita datang dan berkata “ini Tuhan, saya sudah membuat pizza terbaik saya buat Tuhan”, dan “the great father” berkata “oh iya..” kemudian besok hari kita berkata “ini Tuhan, saya membuat mobil sekuat tenaga saya yang terbaik buat Tuhan”, dan “the great father” berkata “oh ya ya”. Pertanyaannya disini adalah ketika kita misalnya adalah seorang seorang ahli mesin dan elektro, dan kita berpikir bahwa mobil mercedez adalah mobil terbaik didunia; apakah dengan membuat mobil mercedes yang kita pikir mobil paling baik untuk Tuhan, kita lalu yakin Tuhan pasti berkenan tanpa peduli dengan apa yang menjadi kehendak Tuhan?

Andaikata Tuhan berkata kepada saya, bahwa hari ini saya harus membaca alkitab 10 menit saja, kemudian saya membaca 30 menit, karena terlalu kusyuk nya. Pertanyaannya: apakah saya berdosa? Mungkin kita berkata: jelas tidak, karena kita membaca Firman Tuhan kok kan itu memuliakan Tuhan, atau ya jelas tidak kan itu perbuatan yang baik. Mari kita lihat kembali definisi dosa: “sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah. (1 Yoh 3:14)”. Dosa adalah melanggar kehendak Allah. Darimada kita berkata itu memuliakan Tuhan? Darimada definisi baik itu? Apakah kita memakai rasio kita atau standard kita? Ataukah kita melihat standard Tuhan?

Didalam ketiga ayat diatas (Mikha 6:8, Mazmur 51:18-19, Ibrani 11:6), dengan jelas kita melihat bahwa Tuhan mempunyai kehendak (God HAS will, He is the creator that created us, human as His creation for a purpose). Maka kalau begitu, seharusnya adalah ketika kita melakukan sesuatu yang kita pikir terbaik untuk Tuhan, maka Tuhan akan berkenan JIKA hal itu sesuai dengan kehendakNya. Didalam Lukas 17:7-10 pun dicatat bahwa status kita adalah sebagai hamba dan Tuhan adalah tuan kita, mari kita bayangkan, meskipun kita bekerja keras dengan menyapu halaman rumah tuan kita bahkan sampai kinclong, tetapi sebenarnya di saat dimana tuan kita sebenarnya lapar dan mau kita menyediakan makanan baginya, apakah dengan kita menyapu itu berkenan pada tuan kita? Maka disini sesungguhnya hamba yang baik, hamba yang berkenan adalah hamba yang melakukan apa yang menjadi kehendak tuannya.

Inilah kehidupan kita yang seringkali, mengandalkan rasio kita, mengandalkan nilai-nilai yang ada pada kita sendiri, mengandalkan pendapat-pendapat sosial kita (socio-construct), sehingga kita akhirnya bisa membuat sebuah ultimatum kepada Tuhan secara tidak langsung, bahwa apa yang kita sudah design, apa yang sudah kita pikirkan sebagai yang terbaik, Tuhan harus terima, karena saya tau apa yang terbaik.

Emas adalah sesuatu yang baik, bait Allahpun dibuat dengan emas dan disitu nama Tuhan makin dipermuliakan, tetapi emas menjadi sesuatu yang buruk ketika dipakai oleh orang israel membuat lembu emas. Sebenarnya bukan bendanya, bukan manusia yang membuat bendanya yang menjadi fokus, tetapi adalah apakah dengan instrument, alat-alat, benda itu nama Tuhan benar-benar dipermuliakan sesuai dengan kehendak Tuhan. Mari kita instrospeksi dan berdoa Tuhan untuk selidiki hati kita sendiri, apakah sebenarnya kita ketika kita ahli mesin kemudian mengidolakan suatu jenis mobil adalah mobil terbaik sehingga kita mengejar itu melebihi apa yang menjadi kehendak Tuhan, apakah kita mengganggap musik terbaik adalah musik tertentu sehingga kita memberikan pada Tuhan tanpa melihat apa yang menjadi kehendak Tuhan? Apakah kita melihat bentuk pelayanan kita adalah yang terbaik, sehingga kita memakai itu tanpa mengikut kehendak Tuhan? Ataukah kita tau itu adalah hal yang terbaik yang kita bisa kerjakan karena Tuhan mempertanggung jawabkannya dan berkehendak untuk kita lakukan itu bagiNya? Apakah kita senantiasa mencari kehendak Tuhan? Apakah kita sudah melihat kembali apa yang alkitab katakan? Apakah kita berdoa senantiasa?

Biarlah renungan ini sekali lagi mengingatkan kita semua dan saya, yang seringkali jatuh dalam dosa, karena kita melanggar apa yang menjadi kehendak Tuhan, dan berubah, bertumbuh dan berbuah dalam Kristus.

To God be the Glory

~ Paul Hartono

Comments