LOST

Beberapa minggu yang lalu saya menghadiri acara KKR disebuah gereja, Saya sungguh bersyukur menghadiri KKR itu dan pada kesempatan ini saya ingin membagikan apa yang saya dapat. Sharing ini tidak percis sama dengan apa yang saya dapatkan, tetapi juga saya tambahkan personal message yang saya terima.

Peristiwa Nuh dan air bah yang terdapat pada Kejadian 6 dan seterusnya ini mungkin adalah suatu peristiwa yang kita sudah sering dengar, tapi saya ingin menceritakan kembali dengan bahasa sehari-hari kita sekarang dengan mencoba mendramakan kisah itu kepada situasi saat ini.

Waktu itu Tuhan menyuruh Nuh membuat sebuah bahtera yang sangat besar dengan ukuran yang sudah ditentukan Tuhan.Di alkitab tidak dikatakan apakah Nuh membuat bahtera itu seorang diri atau tidak, tapi kemungkinan menurut saya, melihat umur Nuh dan ukuran bahtera. Nuh mungkin dibantu anak-anaknya, dan mungkin juga mempekerjakan beberapa orang lainnya.

Hari berganti hari, Nuh dan para pekerjanya membuat bantera tersebut, sedang orang lain memandang aneh perbuatan Nuh ini. Nuh justru menyuruh supaya mereka bertobat dan supaya ikut masuk bahtera tersebut karena nanti Tuhan akan menurunkan air bah, tetapi justru mereka menganggap nuh tidak waras dan ada juga yang memaki.Suatu hari bahtera tersebut selesai terbuat tepat seperti ukuran yang Tuhan perintahkan. Pada malam terakhir itu Nuh memanggil pekerja-pekerjanya,Nuh dengan sedih membagikan upah kepada mereka sambil berkata:

"Kalian sudah sangat baik mau membantu membuat bahtera ini, saya sangat berterima kasih, tetapi ijinkan saya pada malam terakhir ini berkata kepada saudara sekalian.. Tuhan akan memusnahkan bumi ini dengan air bah.. Marilah kalian bertobat dan masuk bahtera ini..''

Nuh kemudian melihat kepada seorang bapak yang sedang duduk disampingnya, namanya Pak Setia, kemudian nuh berkata padanya: "Pak Setia, engkau begitu setia membuat bahtera ini, bahkan engkau adalah orang pertama yang membantuku. Tebangan kayu dari bahtera ini, itu adalah bapak yang tebang. Mari pak ikut masuk.." Pak Setia menjawab: "Pak Nuh, terima kasih atas perhatian bapak.. Saya masih memiliki istri dan 2 anak dan kami sudah berjanji akan pulang kekampung..saya tidak bisa..maaf". Nuh akhirnya dengan bercucuran air mata melihat kepada orang yang hadir dan berkata untuk terakhir kalinya:"Besok jikalau, saudara melihat langit mulai gelap, angin mulai bertiup, dan awan mendung...ingatlah akan perkataanku ini, datanglah dan saya berjanji akan membuka pintu bahtera ini untuk kalian.."

Keesokan paginya beberapa pasang binatang berjalan masuk dalam bahtera. Hari itu sepasang singa dan sepasang kelinci berjalan berdampingan seperti teman. Nuh dan keluarganya pun akhirnya masuk, dan awan pun mulai mendung. Nuh gelisah mengingat orang-orang yang ia kenal diluar sana tidak ada yang masuk. Awan pun mulai menitikkan air pertama ke bumi ini, dan angin pun mulai keras dan kemudian pintu bahtera tersebut terbanting menutup bahtera nuh. Anak-anak nuh bertanya: "apa yang harus kami lakukan pa?" Nuh pun menjawab: "pergilah kalian bertiga kepintu itu." dan Nuh pun berjalan mendekati pintu itu, tetapi suara Tuhan berkata pada Nuh: "Siapakah kamu yang berani membuka pintu yang telah Ku tutup?" Nuh pun terdiam dan bersujud berkata:"ampuni aku ya Tuhan,aku hambaMu".Anak-anak Nuh pun sampai disamping pintu,dan mereka bertanya apa yang harus mereka lakukan, dan Nuh pun menjawab: "ambil lah balok disamping pintu itu,tutup pintu bahtera dan kunci sehingga pintu itu tertutup rapat." Maka mengalirlah air mata nuh saat itu mengingat orang-orang di luar bahtera tersebut yang ia tidak bisa yakinkan dan selamatkan, untuk teman-temannya yang mungkin terlupakan untuk ia beritau.

Air pun sudah setinggi 1 meter,dan kemudian terdengar ketokan dari luar perahu dan terdengar seseorang berkata:"Pak Nuh,Pak Nuh..bukakan pintu bahtera ini..ini saya Pak Setia..engkau bukankah telah berjanji akan membukakan apabila saya mengetuk dan memintanya..Pak Nuh..bukakan..." Nuh pun berkata dengan cucuran air mata:"Pak Setia..maafkan saya..saya memang berjanji akan membukakan..tapi waktunya sudah habis..Tuhanlah yang menutup pintu ini."

Hujan pun terus turun 40 hari 40 malam, dan semua manusia diluar dimusnahkan.

Dari peristiwa diatas marilah kita refleksikan dalam hidup kita. Apakah kita seperti Nuh sebagai orang yang Tuhan janjikan untuk masuk dalam bahtera? Sudahkah hidup kita berkenan dihadapan Tuhan? Apakah kita taat menuruti perintah Tuhan membuat "bahtera" itu? Apakah kita sudah didalam "bahtera" Tuhan?

Disisi lain, bagaimana dengan orang disekitar kita? Mungkin seringkali kita berada dalam posisi yang dipojokkan. Mungkin banyak orang disekeliling tapi kita berasa sedang sendiri. Ada teman-teman yang kita kasihi, keluarga, ataupun kekasih atau orang terdekat kita. Sudahkah kita meyakinkan mereka untuk masuk dalam "bahtera" itu?Sudahkah kita menyampaikan injil itu pada mereka? Apakah kita memiliki hati yang sedih seperti Nuh? Apakah kita menjadi terang dan garam bagi dunia ini?

Coba bayangkan kita sedang tersesat disuatu jalan, biasanya awalnya kita tidak tau kalau kita tersesat, oleh karena itu seseorang bisa tersesat. Sampai kemudian ada yang memberi tau atau orang tersebut melihat situasi lingkungan yang tidak biasanya baru ia sadar ia tersesat. The Lost one never knows that he is lost, until someone tells him. Seseorang perlu sadar dirinya berdosa, dan kemudian bertobat dan percaya pada Kristus.

~ PoL

Comments