What will we be Satisfied within Our Life? -Judges 1

Seluruh hidup kita tidak lain adalah karena anugerah Tuhan. Tidak ada satu hal pun didalam hidup kita kalau bukan karena anugerah Tuhan. Jikalau kita mengerti akan hal ini, maka konsekuensi logis dari pemikiran ini menjadikan sikap hidup kita yang selalu bersyukur dan berserah kepada Tuhan didalam segala hal.

Bila kita melihat sejarah Israel didalam Hakim-Hakim ayatnya yang pertama, dikatakan bahwa Israel memasuki jaman setelah Yosua mati, jaman dimana bangsa Israel kehilangan seorang pemimpin. Israel yang dahulunya memiliki pemimpin luar biasa seperti Musa yang dipakai Tuhan membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, kemudian Yosua yang adalah assistant dari Musa meneruskan kepemimpinan Musa, yang dipakai Tuhan secara luar biasa juga memimpin Israel memasuki tanah perjanjian yaitu Kanaan, namun sekarang Yosua tidak memiliki penerus yang dapat memimpin Israel. Bila kita mau berpikir sejenak, jaman sekarang bagaimana jadinya bila sebuah negara tidak memiliki seorang pemimpin / presiden / raja? kemungkinan besar yang terjadi negara itu akan kacau karena tidak memiliki arah, atau mungkin keributan akan banyak terjadi didalam negera tersebut, dsb. Disini Tuhan mau mengajar bangsa Israel untuk berserah sepenuhnya kepada Tuhan. Disini Israel berada disuatu situasi dimana mereka harus percaya dan berserah pada Tuhan secara penuh, terlebih lagi karena mereka hidup ditengah-tengah bangsa Kanaan yaitu bangsa yang merupakan kekejian dimata Tuhan.

Didalam pasal 1 kita melihat Israel bertanya kepada Tuhan (Israel seeks the Lord): "Siapakah dari pada kami yang harus lebih dahulu maju menghadapi orang Kanaan untuk berperang melawan mereka?" Ini merupakan tindakan yang benar, dan Tuhan menjawab mereka diayatnya yang ke 2 bahwa suku Yehudalah yang seharusnya maju. Ketika bangsa Israel mencari Tuhan, maka Tuhan beserta dan memimpin mereka, seperti juga yang tertulis didalam Lukas 11:9 "...Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." dan Matius 6:33 "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Yehuda kemudian mengajak Simeon untuk maju berperang bersama, dan Tuhan menyerahkan orang Kanaan dan orang Feris kepada mereka. Kita lihat disini penyertaan Tuhan dan pimpinan Tuhan didalam hidup kita itu pasti, namun bukan berarti mulus. Tuhan mampu menyerahkan Kanaan kepada Israel tanpa harus Israel maju berperang, namun disini Tuhan menyuruh Israel berperang. Hidup kita pun selalu merupakan peperangan rohani, dan apabila kita taat pada Tuhan maka sebenarnya kita berperang melawan dunia ini. Didalam setiap tindakan orang-orang yang mengasihi Tuhan, maka sesungguhnya dunia akan membenci umat Tuhan (Matius 5:10-12). Peperangan Israel dengan Kanaan adalah peperangan melawan kefasikan dan kelaliman, peperangan melawan kejahatan (seed of evil / benih ular).

Namun kalau kita telusuri terus fokus bangsa Israel sudah mulai berubah (mulai dari ayat 19). Pandangan mereka terkacaukan oleh hal-hal lahiriah, nafsu dan keinginan pribadi. Di ayat 19 dikatakan bahwa "... mereka (suku Yehuda) tidak dapat menghalau penduduk yang dilembah sebab orang-orang ini mempunyai kereta besi." Apa masalahnya disini? apakah benar karena kereta besi mereka tidak bisa menang? sebenarnya disini suku Yehuda mulai tidak mempercayai Tuhan mereka sepenuhnya, Allah YAHWEH yang telah memimpin mereka sampai saat ini, mereka takut melihat kekuatan militer musuh dan kurang bersandar pada Tuhan, itulah sebabnya mereka tidak bisa menghalau / mengusir bangsa tersebut. Suku Yehuda mampu mengalahkan musuh dibukit, namun takut ketika berperang kepada musuh di lembah. Sama halnya dengan kehidupan kita, seringkali kita mempercayai Tuhan hanya setengah-setengah. Kita percaya Tuhan disituasi dimana suasana, situasi nyaman, namun ketika kita berada dalam lembah kekelaman seringkali kita terlalu bersandar pada diri kita sendiri sehingga kita tidak melihat Tuhan, kita kurang bersandar pada Tuhan di saat-saat tertentu.

Ayat 21 dikatakan orang Yebus tidak dihalau oleh suku Benyamin. Disini kalau kita perhatikan ayat 21 kita tau bahwa peperangan sudah dimenangkan oleh suku Benyamin, namun mereka tidak mengusir orang Yebus, mereka membiarkan orang Yebus hidup bersama dengan mereka. Mereka melanggar perintah Tuhan, mereka lebih memilih berdamai dengan orang Yebus dibanding berdamai dengan Tuhan, taat akan perintah Tuhan. Bagaimana dengan kita? Kita mungkin lebih pilih berdamai dengan dosa, berdamai dengan orang yang memberikan ajaran-ajaran salah ketimbang kita menegur mereka, ntah mungkin karena kita takut melukai perasaan orang tersebut, atau alasan lainnya, namun kita tidak melihat bahwa apa yang kita lakukan melukai perasaan Tuhan.

Selanjutnya suku Efraim, Manasye, Zebulun, Naftali juga tidak mengusir musuh mereka, malah mereka lebih memilih mempekerjakan musuh-musuh mereka bagi keuntungan mereka. Mereka tidak mengusir musuh mereka, guna membayar upeti bagi mereka. Dengan kata lain mereka lebih memilih kekayaan, keuntungan, kenyamanan dibanding ikut taat perintah Tuhan. Mereka lebih memilih cara mereka sendiri dibanding taat dengan cara Tuhan, karena mereka pikir cara mereka baik. Disinilah kegagalan bangsa Israel.

Pertanyaan bagi kita sekarang adalah "Apa yang membuat kita puas didalam hidup kita?" Bagi Israel didalam Hakim-Hakim 1, mereka puas dengan kepuasan yang jauh lebih rendah dengan apa yang Tuhan ingin untuk mereka miliki, mereka merasa puas dengan kepuasan yang jauh lebih rendah dengan apa yang Tuhan telah sediakan. Bangsa Israel tidak mengatakan bahwa mereka membuang Tuhan, tidak, mereka pada dasarnya memilih untuk mendapatkan kepuasan yang sedikit, kepuasan yang mereka ingini. Demikian dengan hidup kita, ketika kita cukup puas dengan hal-hal rendah, atau hal-hal yang jauh daripada yang Tuhan inginkan terbaik bagi kita, maka sebenarnya kita menolak Tuhan. Once we satisfy ourselves with less than God's best for us, we will never be what God wants us to be.

~ Paul

Comments