Exodus 1: Jehovah-Jireh and God who keeps His Covenant

Bacaan: Keluaran 1:1-22

1:1 - Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing:
1:2 - Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda;
1:3 - Isakhar, Zebulon dan Benyamin;
1:4 - Dan serta Naftali, Gad dan Asyer.
1:5 - Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir.

Kitab Keluaran adalah suatu kitab dimana Tuhan membentuk anak-anak Yakub (Israel) menjadi suatu bangsa. Didalam ayat 1-7 kita melihat background dari kitab keluaran ini, dimana keturunan Yakub migrasi ke Mesir, dan jumlahnya saat itu 70 jiwa laki-laki (dari yang dimulai dari 5 orang: Yakub, Leah, Rachel, Zilphah, Bilhah). Angka ini dicatat menunjukkan bahwa janji Tuhan bahwa Israel akan menjadi besar itu akan terjadi (kita akan melihat nanti bahwa Israel akan benar-benar menjadi bangsa yang besar).

1:6 - Kemudian matilah Yusuf, serta semua saudara-saudaranya dan semua orang yang seangkatan dengan dia.

Dari background tersebut, nama Yusuf disebut. Yusuf adalah seorang yang taat kepada TUHAN, dan dia memimpin Israel dan bahkan ia telah menjadi orang yang penting dihadapan Firaun karena jasanya (refer: Kej 41). Yusuf dikatakan mati di ayat ke 6. Kalimat ini dicatat menunjukkan suatu hal yang penting untuk kita pelajari. Didalam Kejadian 2:17 dan didalam Roma 6:23 dikatakan bahwa upah dosa adalah maut, dan ini membuktikan firman Tuhan itu benar adanya. Yusuf adalah orang yang bisa menjadi teladan namun demikian yusuf hanyalah manusia, dan ini menjadi pelajaran ke dua kita, sebagaimanapun hebatnya seseorang, sebagaimana baiknya, dan sebagaimana dia menjadi teladan pun mereka tidak luput dari kematian. Semua saudaranya dan semua orang pun akhirnya mati. Kematian sekali lagi menunjukkan bahwa kita berdosa, dan ini mengingatkan kita sekali lagi untuk hidup bagi TUHAN.

1:7 - Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka.

Kira-kira 400 tahun lamanya antara kematian Yusuf sampai jaman dari Exodus ini terjadi, dan kita melihat Israel, yang meskipun kehilangan seorang pemimpin (Yusuf) namun Tuhan terus menopang, memperhatikan umatNya dengan memberikan jumlah seperti yang telah dijanjikan Tuhan didalam Kejadian 46:3. Our God is God that keeps His covenant / Tuhan kita adalah Tuhan yang menepati janjinya melalui penyertaannya kepada umatNya (Jehovah Jireh: God who provides).

1:8 - Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf.
1:9 - Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita.
1:10 - Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan--jika terjadi peperangan--jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini."

Didalam buku sejarah ayat 8 ini terjadi ketika Mesir dimasa Hyksos Pharaoh memerintah terjadi peperangan antara daerah utara dan selatan. Inilah yang melatar belakangi ayat ke 8 ini. Meski banyak hal-hal yang kurang menentu akan keakuratan dari kejadiannya, namun bisa dipastikan raja baru yang dimaksud diatas adalah raja yang bertahta dijaman dynasti yang berbeda dengan jaman raja ketika yusuf masih hidup, yang menandakan perbedaan tahun yang lumayan lama dan pergantian periode, sehingga ia bisa tidak mengenal Yusuf.

Dikatakan bahwa sang raja tidak mengenal yusuf, padahal yusuf adalah seorang yang sangat terkenal. Sekali lagi suatu pelajaran, sebaik apapun diri seseorang, sehebat apapun diri seorang, jaman, manusia suatu saat bisa melupakannya, namun tidak dengan Tuhan. Meski Yusuf tidak dikenal, namun Alkitab mencatat membuktikan Tuhan mengenal, dan mengingat. Suatu pelajaran bagi kita, untuk mencari, mengerjakan sesuatu untuk kekekalan, untuk Tuhan yang akan mengingat kita dan mengenal kita ketika kita menjadi anak Nya melalui iman.

Allah adalah Allah yang menetapkan terjadinya segala sesuatu, demikian juga dengan kedatangan raja tersebut, Tuhan didalam kedaulatanNya menetapkan itu terjadi seperti yang tertulis didalam Kejadian 15:13. Tidak ada yang terjadi tanpa sepengetahuan Tuhan, dan segala sesuatu yang terjadi mungkin kita sebagai manusia sering bertanya “Why”, namun percaya bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan, bagi umatNya. Dibagian secara narasi kita tidak bisa melihat apa yang akan terjadi, namun bila kita melihat kebelakang, kita akan melihat bahwa Tuhan mempersiapkan bangsa Israel untuk merebut Kanaan, mungkin dalam hal ini mereka dilatih mental, fisik, dan juga Tuhan menahan dosa yang menjalar agar bangsa Israel tidak kawin campur. Bangsa Mesir adalah bangsa yang memandang rendah bangsa Israel, sehingga bangsa Mesir tidak mau untuk kawin campur dengan bangsa Israel (berbeda dengan kanaan).

Hal lain bila kita melihat didalam Yehezkiel 20:5-7 dan juga didalam Yosua 24:14, kita bisa melihat ada kemungkinan bahwa bangsa Israel sendiri dijaman itu telah berdosa kepada Tuhan karena memiliki allah-allah lain. Tuhan mengetahui ini semua sejak semula, dan hal ini pun bisa dipakai Tuhan untuk menyadarkan umatNya akan keberdosaan mereka.

1:11 - Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.
1:12 - Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.
1:13 - Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,
1:14 - dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.

Ketakutan Firaun, membuat dia untuk memakai bijaksana nya (bijaksana manusia) dengan berpikir bahwa bangsa Israel akan dapat ditekan bila dipekerja rodikan. Namun bijaksana manusia gagal di ayat 12. Kita tidak bisa mengandalkan bijaksana manusia, karena bijaksana manusia terbatas. Alkitab menyuruh kita untuk mencari hikmat Tuhan, yaitu kita takut dan taat kepada Tuhan itulah permulaan hikmat.

Ayat 12, juga sekali lagi memperlihatkan Israel berkembang bukan karena dirinya sendiri, namun Tuhanlah yang memberi pertumbuhan. It’s all because of God.

1:15 - Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya:
1:16 - "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup."

Setelah mengetahui rencana awalnya gagal, Firaun mulai memakai cara lain, cara yang lebih tidak terlihat, dengan menyusup menyuruh para bidan untuk membunuh anak laki-laki yang lahir. Disuruhnya Sifra (yang berarti: fairness) dan Pua. Inilah dosa, dimulai dari yang kecil, lama-lama dosa terus merongrong, step dosa yang makin lama makin besar. Dosa biasa dimulai dari hal-hal yang kecil, namun lama-lama akan menjerumuskan kita lebih dalam lagi, sehingga kita sendiri lama-lama tidak akan melihat diri kita sudah terjerumus.

1:17 - Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup.

Melawan perintah raja adalah suatu hal yang sangat berani. Iman bidan-bidan tersebut mengalahkan ketakutan kepada raja. Bidan-bidan tersebut lebih takut kepada Tuhan daripada takut kepada manusia yang diciptakan Tuhan. Inilah hikmat sejati. Takut akan Allah adalah permulaan hikmat. Bukan berarti kita bisa semena-mena melawan authority diatas kita. Ayat ini tidak mengajarkan kita seperti ini (bandingkan Roma 13:1-5 dengan Kisah para rasul 4:19). Disini tidak mengajarkan kita melawan pemerintahan diatas kita, namun disini diajarkan untuk kita tunduk kepada authority yang paling tinggi. . Bagaimana dengan hidup kita? Kompromi akan hal yang salah berarti kita lebih takut kepada manusia dibanding takut pada Tuhan. Suatu pelajaran bagi kita untuk melihat fokus hidup kita, dan kepada siapa kita harus tunduk.

Sungguh aneh didalam pasal ini, kita tidak mengetahui nama pasti raja Mesir tersebut, namun nama bidan yang kedudukannya tidak setinggi Firaun dicatat. Bukan suatu kebetulan, kalau nama ini dicatat. Ini menunjukkan Sifra dan Pua diingat karena imannya. Suatu anugerah yang Tuhan beri kepada mereka karena Tuhan mengingat mereka. Demikianlah hidup kita bila tidak taat kepada Tuhan, maka akhirnya pun kita akan dicampakkan dari hadapan Tuhan.

1:18 - Lalu raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka: "Mengapakah kamu berbuat demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?"
1:19 - Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun: "Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin."
1:20 - Maka Allah berbuat baik kepada bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda.
1:21 - Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga.

Bagian ini mendapet 2 argumen, ada yang menafsir bahwa bidan tersebut berbohong untuk menutupi dari Firaun tapi ada juga yang mengatakan bahwa mereka mengatakan yang sebenarnya. Bidan tersebut memang tidak mengatakan sepenuhnya, hanya sebagian saja. Inilah hal yang orang seringkali salah mengerti, kita sering mengganggap bohong demi kebaikan, itu boleh. Oleh karena itu boleh white lies, atau dosa kecil demi kebaikan. Bila kita melihat ayat 21, kita melihat Tuhan memberkati bidan tersebut bukan karena bohong, atau kesalahan, namun karena sikapnya yang takut akan Allah. Dosa adalah tetap dosa, dan dosa tetap diperhitungkan Tuhan.

Hal lain adalah sikap bidan tersebut yang takut akan Tuhan, menjadi berkat bukan hanya bagi diri mereka sendiri, namun juga linkungannya. Bila diri kita dipakai Tuhan, maka diri kita pun akan menjadi berkat bagi linkungan kita. Berkat bukan harus berarti berkat material, namun yang terutama adalah membawa orang makin percaya pada Tuhan.

1:22 - Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup."

Firaun menjadi sangat desperate, dan secara terang-terangan melakukan dosa. Ia tidak sadar dirinya dipakai oleh iblis untuk menggenapi nubuatan didalam Kejadian 3:15. Firaun dipakai oleh si ular untuk menhancurkan keturunan perempuan, karena dari keturunan Israel inilah akan lahir penebus. Namun kita melihat dari awal ayat 1 sampai akhir, rencana Tuhan tidak pernah gagal. Apa yang Tuhan lakukan, kalau Tuhan berkehendak tidak ada yang dapat menggagalkannya. Keseluruhan pasal 1 ini memperlihatkan bagaimana Tuhan yang menepati janjinya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub, dan juga Tuhan yang memelihara umatNya bagi kemuliaanNya.


~ PoL

Comments