Birthday Reflections: a day for remembrance that He gave me Birth

Malam sebelum saya memasuki umur yang baru, saya merenung me-refleksi-kan arti dari umur saya yang bertambah 1 tahun ini. Saya sangat besyukur kalau saya sekarang boleh membagikan berkat yang saya terima melalui tulisan saya ini. Saya sadar Tuhanku nyata, dan Dia mengasihi diri saya sehingga saya boleh menyadari hal-hal yang saya tulis dalam tulisan kali ini:

"Ulang tahun" adalah suatu kata yang dipakai dalam bahasa indonesia ketika seseorang memperingati hari kelahirannya. Saya secara personal kurang menyukai kata ulang tahun, karena ulang tahun berarti hari ini (tanggal 18 February 2010) saya mengulang tahun yang lalu, atau 29 tahun yang lalu dimana saya dirayakan hari kelahiran saya. Disisi lain, dari katanya sendiri seakan-akan saya mengulang tahun yang sudah lewat. Sedangkan hidup manusia yang hanya mengulang berarti tidak ada pertumbuhan entah itu secara rohani atau fisik. Hidup manusia senantiasa bertumbuh secara fisik. Demikian juga dengan iman kita, seharusnya makin hari iman kita makin bertumbuh. Seseorang yang tidak mengalami pertumbuhan adalah manusia yang aneh, karena lazimnya manusia bertumbuh secara fisik. Dan bila kita sadar natur fisik kita terus bertumbuh, mengapa manusia seringkali tidak memperhatikan pertumbuhan iman atau pertumbuhan rohani?

Orang-orang dari negara barat mengucapkan "Happy Birthday!" kepada seseorang yang bertambah umurnya, dan menurut saya kata "Birthday" jauh lebih baik dibanding bahasa indonesia. Birthday berarti "the day of Birth" - "the day of My Birth" - "Hari dimana saya dilahirkan". "Birthday" adalah kata yang mengingatkan saya dan membuat saya merenung: apakah yang terjadi dihari kelahiran saya? Apa yang saya perlu mengerti, lihat dan ingat dari kejadian dimana saya dilahirkan? Mengapa saya dilahirkan? Kata "Birthday", bagi saya adalah suatu kata yang mengajak kita me-refleksi: what's up with my birthday / your birthday?

Sewaktu saya masih TK dulu, saya seringkali ketika sedang sendirian, saya suka sekali tidur-tiduran telentang dilantai rumah yang papi saya sewa, dan saya taruh kepala saya diatas penyu (kura-kura laut) yang sudah diawetkan, sambil saya berpikir dalam hati saya: "Kok saya bisa ada ya?", "Bagaimana si rasanya tidak ada?". Terkadang saya baru sadar waktu itu kalau saya ternyata sedang bernafas, dan saya berpikir "Saya kok ga pernah sadar kalau saya bernafas yah.." Biasanya kalau saya bernafas ya itu natural, sehingga saya tidak 'ngeh' atau sadar kalau saya sedang menghirup udara. Kemudian saya mencoba untuk menahan nafas saya, tapi beberapa lama saya ga tahan, saya berpikir sebenarnya selama ini saya menghirup udara atau tidak sih? kenapa saat itu baru berasa saya mesti hirup udara? Kenapa saya bisa merasakan saya ada, punya perasaan, mikir ini mikir itu, bagaimana rasanya dulu sebelum lahir, saya sepertinya tidak bisa ingat apa-apa sama sekali. nafas - menjadi sesuatu yang sering kita take for granted.

Hal ini saya refleksikan kembali saat ini, dan saya menyadari betapa Tuhanku ajaib, rancanganNya sempurna, dan Dia adalah Tuhan yang paling berkuasa atas segalanya yang ada. Saya bisa ada saat ini, bila kita melihat hukum probabilitas matematika, maka sebenarnya kemungkinan saya bisa ada sangat amat kecil. Mengapa demikian? Kita bisa ada karena kita lahir dari ibu dan ayah kita. Bila ibu kita tidak bertemu dan tidak menikah dengan ayah kita maka kita kitak mungkin ada. Dan dari mana ibu dan ayah kita bisa ada? Mereka ada dari kakek nenek kita, dan seterusnya dan bila kita telusuri terus maka akan ketemu satu titik yaitu Adam sebagai manusia pertama. Dari adam sampai kepada diri kita ada silsilah, dan silsilah ini haruslah begitu, tidak boleh salah sedikitpun, bila ada yang salah sedikit saja baik dalam siapa menikah dengan siapa atau lebih dalamnya secara genetik tidak pas saja, maka kita saat ini tidak mungkin ada. Coba bayangkan berapa banyak keturunan dari Adam sampai kepada kita? Dan itu semua Tuhan rancang dan Tuhan tentukan didalam kedaulatanNya, dan itu semua Tuhan sudah memiliki rencana dan maksud didalam setiap orang yang Dia ciptakan. Dari sini saya mulai menyadari bahwa karya Keselamatan didalam kelahiran Kristus adalah sesuatu yang ajaib, sesuatu yang bila kita teliti seluruh sejarah manusia, adalah sesuatu yang sudah di rancang dengan sangat cermat (well-planned). Ini adalah point pertama, kita ada membuktikan bahwa Tuhan adalah "The Great designer", kita ada membuktikan Tuhan berkuasa atas segala sesuatu, karena ia merancang manusia dari Adam sampai kita, siapa yang harus mati dahulu, siapa bertemu siapa, dll. Dan bila kita memiliki Tuhan yang seperti ini, maka Dia adalah Tuhan dimana kita bisa bersandar sepenuhnya, karena apapun yang terjadi didepan itu semua tidak terlepas dalam rancangan Tuhan (Tuhan pun sudah menentukan siapa buyut kita - kalau ada).

Oh betapa anugerah Tuhan yang begitu besar, karena Tuhan rancang setiap kelahiran manusia baik sebelum Kristus lahir maupun bagi orang yang lahir seperti saya dan kita semua yang lahir setelah Kristus lahir. Tuhan mengerti personalitas kita, Tuhan mengerti karakter kita, Dia yang paling mengerti kelemahan kita, oleh karena itu Dia juga yang paling mengerti bagaimana cara membentuk hidup kita makin serupa dengan Kristus. Ada orang yang dididik Tuhan dengan harus sengaja dibikin jatuh sampai parah, ada yang sengaja Tuhan selalu intervensi sebelum dia jatuh, ada yang dibikin cacat, ada yang dibikin makmur, dll. Hal kedua yang saya bisa lihat, saya ada dan saya bisa mengenal Kristus membuktikan kasih setia Tuhan yang begitu dalam, dan panjang sabar, yang mendidik saya didalam kebenaranNya. Cara Tuhan mendidik, memang seringkali menyakitkan, membuat kita mengeluarkan air mata, membuat kita hancur, namun itulah cara Tuhan yang membuat kita seperti emas murni dimana emas harus terus ditempa. Ibrani 12:10-11 mengatakan: "Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya." Didikan Tuhan seringkali datang berupa dukacita, namun membuahkan buah kebenaran dan memberikan damai bagi kita yang dilatih oleh Bapa kita yang disorga.

Tuhan yang berkuasa / Tuhan yang rancangan-Nya tidak pernah gagal, dan Tuhan yang berintervensi didalam hidup ku / Tuhan yang mengasihiku -- kedua hal ini membuat saya sekali lagi bersyukur bahwa saya boleh berkata Tuhan-ku nyata (My God is real). Bless the Lord because He is good, Bless the Lord because 29 years ago He created me, and He loves me, teaching and discipline me so that today i may realize all the wonderful thing about Him and that He came so that i could get closer to Him. Thank you Lord for my birthday - a day for remembrance that you gave me Birth.

Soli Deo Gloria,

PoL

Comments