Exodus 7: know that I am the LORD

7:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu.

Tuhan menunjukkan diri-Nya yang panjang sabar kepada Musa. Setelah kita melihat akhir dari Keluaran 6 dimana Musa sekali lagi menunjukkan keberatan atas perintah Tuhan, mungkin kita akan marah atau kesal kepada Musa bila kita menjadi Tuhan. Namun sebaliknya, Tuhan tidak menghukum Musa, atau marah kepadanya, namun justru Tuhan didalam kemurahan hatiNya memberikan suatu perintah sekaligus suatu anugerah dan dukungan untuk Musa melakukan sesuatu yang Tuhan inginkan.

Kekuasaan yang tertinggi adalah dari Tuhan, oleh karena itu Tuhan berhak meng-angkat Musa sebagai Allah bagi Firaun. Tuhan memberikan suatu kekuasaan (authority) kepada Musa yang jauh lebih tinggi dibanding Firaun. Memang Firaun memiliki kuasa di dunia, namun kuasa yang Musa miliki adalah kuasa yang bukan dari dunia, yaitu kuasa yang dari Tuhan sendiri yang jauh lebih besar dari kuasa dunia.

Musa diberi kuasa oleh Tuhan karena apa yang akan dikatakan Musa adalah suatu kebenaran yang dari Tuhan. Ini adalah sebuah natur yaitu kebenaran Firman Tuhan memiliki kuasa (authority and power).

7:2 Engkau harus mengatakan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan Harun, abangmu, harus berbicara kepada Firaun, supaya dibiarkannya orang Israel itu pergi dari negerinya.

“...mengatakan segala yang...” Kata ini bukan berarti Musa harus mengatakan kata demi kata sama percis, namun berarti keseluruhan (completeness bukan word by word) dari apa yang Tuhan mau. Tuhan pun mau kita melakukan segala perintah Tuhan dalam artian semua yang Tuhan perkenan bukan dalam artian secara literal yang akibatnya adalah seperti orang Farisi yang tidak mengerti maksud atau hati Tuhan yang sebenarnya.

Musa yang sudah ditolak Firaun, sekarang Tuhan menyuruhnya kembali untuk mengatakan hal yang sama yaitu untuk supaya Firaun menginjikan orang Israel pergi dari Mesir. Tuhan seakan tidak mempedulikan apa yang Musa telah alami yaitu “pernah ditolak”, Tuhan mau Musa taat. Dalam hidup kita pun juga sering mengalami penolakan ketika melakukan apa yang benar. Hal ini tidak dapat menjadi alasan untuk kita berhenti melakukan yang benar, Tuhan mau kita terus taat akan perintahNya.

7:3 Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun, dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Kubuat di tanah Mesir.
7:4 Bilamana Firaun tidak mendengarkan kamu, maka Aku akan mendatangkan tangan-Ku kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Ku, umat-Ku, orang Israel, dari tanah Mesir dengan hukuman-hukuman yang berat.

Kata “Aku akan mengeraskan hati Firaun” bukan berarti bahwa Tuhan sengaja mengeraskan hati Firaun, ketika Firaun sebenarnya ingin taat pada Tuhan. Tuhan tidak akan secara aktif membuat orang menolak Dia. Sebab kenyataannya adalah seorang pun bakal taat kalau bukan Tuhan yang menarik dia terlebih dahulu. Jadi, tidak ada istilah “orang mau taat terlebih dahulu”, sehingga dengan demikian tidak ada istilah Tuhan bisa menolak/mengeraskan hatinya. Kalau dikatakan Tuhan mengeraskan hati Firaun, itu sama artinya dengan Firaun sudah memilih untuk mengeraskan hatinya sendiri dan Tuhan hanyalah meneguhkan/mengkonfirmasi keputusannya. Itu artinya F memang tidak bakal mau taat (Tuhan Mahatahu)

Roma 1:24,28 dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan tidak membuat seseorang melakukan dosa. Tuhan mengeraskan karena keinginan hati Firaun sendiri. Kata ini lebih tepat dikatakan Tuhan “membiarkan” Firaun kepada keinginan hatinya. Salah satu bukti adalah ketika kita melihat kembali dalam Keluaran 5:1-4 bahwa Firaun telah menolak Musa disitu, dan mempertanyakan siapakah TUHAN itu? Dan sekarang Tuhan membiarkan Firaun atas pilihan Firaun sendiri.

Kita juga belajar dalam ayat 4 bahwa Tuhan menghukum orang yang tidak taat kepadaNya. Firaun berdosa karena ia menolak perintah Tuhan, maka ia akan menerima hukuman Tuhan. Firaun memang statusnya adalah ‘orang berdosa’ karena dosa asal Adam. Perbuatan-perbuatannya hanya membuktikan bahwa manusia yg tidak diberi anugerah akan menjadi jahat (hanya saja, kejahatan manusia berdosa itu kadarnya berbeda-beda, sehingga vonis mereka nantinya sesuai dengan tindakan masing-masing). Tuhan adalah bagaikan hakim yang akan datang bagi orang-orang yang tidak taat dan tidak mengasihiNya. Oleh karena itu orang-orang tersebut akan menerima hukuman yang kekal sebagai hukuman terakhir.

7:5 Dan orang Mesir itu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku mengacungkan tangan-Ku terhadap Mesir dan membawa orang Israel keluar dari tengah-tengah mereka."

Dalam ayat ini, kita melihat bagaimana Tuhan memperkenalkan dirinya atau mempermuliakan diriNya. Tuhan memperkenalkan dirinya sebagai YHWH dengan 2 cara: kepada Israel dengan janji penyertaan-Nya yang memimpin mereka keluar dari Mesir (by mercy and grace); dan kepada Mesir dengan mengacungkan tangan-Nya / dengan murkaNya (judgement). Tuhan adalah Tuhan yang murka terhadap dosa / terhadap orang yang tidak percaya padaNya, dan Tuhan yang sama adalah Tuhan yang penuh kemurahan dan yang memberikan anugerah keselamatanNya (agar umatNya diselamatkan melalui diriNya). Sebagai catatan: Keselamatan dalam PL lebih pada fisik (menang perang, misalnya). Keselamatan fisik di PL merupakan bayang2 keselamatan rohani di PB dan semakin jelas setelah turunnya Roh Kudus. Oleh karena itu juga kita perlu mengenal Tuhan didalam 2 aspek ini (Tuhan murka terhadap dosa, dan Tuhan yang beranugerah kepada siapa Ia berkenan atau dengan kata lain Tuhan mengasihi orang berdosa namun Tuhan benci dosanya). Jadi yang dimaksud dengan dosa itu sebenarnya adalah DOrongan SAya yg lebih kuat dibandingkan dengan DOrongan Allah. Ada ilah lain di hadapan Allah dan itulah dosa.

Pelajaran lain yang kita bisa ambil adalah seperti yang ditulis didalam Lukas 1:51-52, yaitu bahwa Tuhan merendahkan orang yang tinggi hatinya, dan meninggikan ia yang rendah hati kepada Tuhan (taat pada Tuhan).

7:6 Demikianlah diperbuat Musa dan Harun; seperti yang diperintahkan TUHAN kepada mereka, demikianlah diperbuat mereka.
7:7 Adapun Musa delapan puluh tahun umurnya dan Harun delapan puluh tiga tahun, ketika mereka berbicara kepada Firaun.

Musa dan Harun taat kepada perintah Tuhan, dan hal ini dicatat didalam Alkitab menunjukkan suatu hal yang kita perlu ikuti yaitu hidup taat pada Tuhan.

Hal lain yang bisa kita perhatikan adalah umur Musa dan Harun, yang mungkin bagi banyak orang saat ini adalah bagian akhir dari hidup kita. Tuhan mempersiapkan Musa sampai pada bagian akhir hidup Musa (Musa mati umur 120 tahun), untuk menjalankan misi Tuhan, dan Harun kakak Musa dipersiapkan sampai umur 83. Kita melihat cara kerja Tuhan yang berbeda dengan cara kerja manusia, hikmat Tuhan / rancangan Tuhan berbeda dengan kita manusia. Tuhan bisa pakai kita dan mempersiapkan kita untuk rencanaNya didalam waktuNya yang paling tepat.

7:8 Dan TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun:
7:9 "Apabila Firaun berkata kepada kamu: Tunjukkanlah suatu mujizat, maka haruslah kaukatakan kepada Harun: Ambillah tongkatmu dan lemparkanlah itu di depan Firaun. Maka tongkat itu akan menjadi ular."
7:10 Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu mereka berbuat seperti yang diperintahkan TUHAN; Harun melemparkan tongkatnya di depan Firaun dan para pegawainya, maka tongkat itu menjadi ular.

Suatu Mujizat ditunjukkan oleh Harun atas perintah Tuhan. Perhatikan bahwa didalam pertemuan Musa dengan Firaun yang pertama, tidak ada tanda-tanda / mujizat dipakai namun didalam pertemuannya kali ini, dipakai suatu mujizat. Mengapa? Sederhana, Mujizat ditunjukkan karena Tuhan menyuruh agar tanda tersebut dinyatakan kepada Firaun. Mujizat bukanlah suatu pertunjukkan yang semata-mata dipertunjukkan, namun hanya dipakai karena Tuhan mau.

Tuhan memakai mujizat tongkat yang berubah menjadi ular sebagai suatu lambang akan kuasaNya yang mampu melakukan sesuatu diluar kemampuan manusia. Ular pun juga adalah suatu simbol dewa bagi orang-orang Mesir, mungkin ini merupakan suatu penghinaan yang Tuhan ingin tunjukkan dengan berubahnya tongkat menjadi ular (seakan mengejek dewa Mesir).

Tuhan juga memakai mujizat untuk sekali lagi memperlihatkan kedegilan / kekerasan hati Firaun yang menolak perintah Tuhan. Tuhan memakai ini sebagai hukuman kepada Firaun. Dan bila kita melihat nanti, tulah demi tulah Tuhan perintahkan, namun ia tetap menolaknya.

7:11 Kemudian Firaunpun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir; dan merekapun, ahli-ahli Mesir itu, membuat yang demikian juga dengan ilmu mantera mereka.
7:12 Masing-masing mereka melemparkan tongkatnya, dan tongkat-tongkat itu menjadi ular; tetapi tongkat Harun menelan tongkat-tongkat mereka.
7:13 Tetapi hati Firaun berkeras, sehingga tidak mau mendengarkan mereka keduanya--seperti yang telah difirmankan TUHAN.

Cara kerja iblis yaitu menipu kita akan kebenaran yang datang. Iblis selalu berusaha menutupi kebenaran yang ada. Disini kita melihat bahwa iblis pun mampu melakukan mujizat. Ketika ada kebenaran, iblis akan terus membuat kita meragukan kebenaran tersebut.

Seperti halnya ahli-ahli sihir melakukan hal yang sama, disini kita belajar bahwa fenomena bisa di-tiru / dikopi, oleh karena itu kita pun tidak bisa hanya melihat sesuatu dari fenomena yang terjadi, sebagai orang yang taat kepada Tuhan, kita perlu mengerti prinsip kebenaran Firman Tuhan dan tidak terpancing akan hal-hal yang bersifat fenomena saja.

Dalam ayat 12 diatas, terbukti bahwa Tuhan jauh lebih berkuasa dibanding kuasa orang Mesir, namun begitu sangat ironi bahwa Firaun tetap menolak Tuhan, ia tetap mengeraskan hatinya, padahal bila kita melihat ayat 9, Firaun meminta suatu mujizat / bukti kepada Musa dan Harun, dan ketika bukti ada ia tetap menolaknya. Maka sebenarnya memang Firaun tidak benar-benar mempedulikan apapun yang Musa dan Harun akan lakukan. Banyak orang juga seringkali meminta bukti namun ketika bukti itu ada (dan seringkali Tuhan sudah banyak sekali menegur, memberikan bukti, dan memberikan kesempatan bagi seseorang), namun orang seringkali tetap tidak taat / percaya kepada Tuhan. Disini kita belajar lagi akan natur dari mujizat: pertama, mujizat tidak membuat seseorang percaya dan taat kepada perintah Tuhan; kedua, mujizat membuktikan sesuatu itu supra-natural namun mujizat tidak membuktikan sesuatu itu benar.

7:14 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Firaun berkeras hati, ia menolak membiarkan bangsa itu pergi.
7:15 Pergilah kepada Firaun pada waktu pagi, pada waktu biasanya ia keluar ke sungai; nantikanlah dia di tepi sungai Nil dengan memegang di tanganmu tongkat yang tadinya berubah menjadi ular.
7:16 Dan katakanlah kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah mengutus aku kepadamu untuk mengatakan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku di padang gurun; meskipun begitu sampai sekarang engkau tidak mau mendengarkan.

Mengapakah Tuhan tidak menyuruh bangsa Israel kabur saja atau pergi saja langsung dengan Musa tanpa harus menghiraukan ijin dari Firaun? Bukankah Tuhan bisa melakukan ini? Disini kita melihat Tuhan yang konsisten terhadap otoritas yang Tuhan sendiri telah atur. Tuhan pakai pemerintahan yang sebenarnya adalah wakil Tuhan untuk mengatur masyarakat. Tuhan memberikan authority kepada pemerintahan, dan kita disuru untuk mentaati authority yang diatas kita. Namun bila pemerintahan itu mulai berlaku tidak benar, menyalahgunakan wewenang/otoritasnya, menyelewengkan hal-hal yang semestinya tidak dilakukan, dan tidak mentaati perintah Tuhan, maka Tuhan akan menghukum pemerintahan tersebut. Tuhan bisa saja membawa Israel langsung keluar, namun Tuhan tidak melakukan karena tujuan bukanlah yang terutama, melainkan proses menaati Tuhan yang mendidik (dalam hal ini bila Firaun belum menyuruh bangsa Israel keluar, maka bangsa Israel belum waktuNya keluar).

7:17 Sebab itu beginilah firman TUHAN: Dari hal yang berikut akan kauketahui, bahwa Akulah TUHAN. Lihat, dengan tongkat yang di tanganku ini akan kupukul air yang di sungai Nil dan air itu akan berubah menjadi darah,

Disini dinyatakan dengan jelas bahwa tulah yang Tuhan kerjakan bukan bertujuan untuk membuat bangsa Israel keluar dari Mesir, namun terutama adalah supaya Firaun dan bangsa Mesir mengetahui dan menghormati Tuhan Allah Israel (YHWY). Firaun bersalah terhadap Israel karena ia berdosa terhadap Tuhan, bila Firaun benar-benar menghormati Tuhan, maka ia akan membebaskan bangsa Israel ketika Musa meminta ijin. Seringkali juga hubungan kita dengan orang lain pada umumnya rusak bukan karena hubungan itu sendiri, namun karena hubungan kita dengan Tuhan telah rusak terlebih dahulu.

7:18 dan ikan yang dalam sungai Nil akan mati, sehingga sungai Nil akan berbau busuk; maka orang Mesir akan segan meminum air dari sungai Nil ini."
7:19 TUHAN berfirman kepada Musa: "Katakanlah kepada Harun: Ambillah tongkatmu, ulurkanlah tanganmu ke atas segala air orang Mesir, ke atas sungai, selokan, kolam dan ke atas segala kumpulan air yang ada pada mereka, supaya semuanya menjadi darah, dan akan ada darah di seluruh tanah Mesir, bahkan dalam wadah kayu dan wadah batu."
7:20 Demikianlah Musa dan Harun berbuat seperti yang difirmankan TUHAN; diangkatnya tongkat itu dan dipukulkannya kepada air yang di sungai Nil, di depan mata Firaun dan pegawai-pegawainya, maka seluruh air yang di sungai Nil berubah menjadi darah;
7:21 matilah ikan di sungai Nil, sehingga sungai Nil itu berbau busuk dan orang Mesir tidak dapat meminum air dari sungai Nil; dan di seluruh tanah Mesir ada darah.

Banyak ahli sejarah mengatakan bahwa Sungai Nil adalah tempat yang penting bagi Mesir, karena tempat ini merupakan salah satu tempat keramat/sakral (S. Nil merupakan tempat sakral yang paling penting bagi Mesir). Dewa-dewa sungai Nil adalah dewa yang penting bagi orang Mesir, karena mereka melambangkan kemakmuran dan kesuburan. Atau setidaknya bila kita melihat fakta yang tertulis dalam Alkitab saja, kita menemukan sejak Keluaran 2 sampai dalam pasal ini, kita melihat Nil adalah tempat kesukaan Firaun dan keluarga Firaun, suatu tempat yang ia suka. Lebih jelasnya bila kita melihat dari Yehezkiel 29:3, dikatakan bahwa S.Nil dikatakan adalah milik Firaun, S.Nil sudah menjadi “idol” bagi dirinya. Dan tempat inilah yang Tuhan hajar, Tuhan menunjukkan diriNya lebih berkuasa atas dewa Mesir, atau bila kita mau lihat dari sisi lain, Tuhan menghancurkan apa yang menjadi “idol” Firaun. TUHAN dimana Firaun mempertanyakan kuasaNya dan diriNya, sekarang Ia sendiri menunjukkannya pada semua orang bahwa Ia adalah Tuhan yang hidup, Tuhan yang kuasaNya melebihi apapun.

Air menjadi darah seakan menyatakan dari menghidupkan (air) menjadi mematikan (darah), dan efek dari kematian ini adalah semua yang didalamnya mati (binatang-binatang air), dan kita melihat semua kehidupan yang tanpa air itu adalah hidup yang menuju kematian, kecuali bagi mereka (kita) yang percaya kepada “Air Hidup”.

7:22 Tetapi para ahli Mesir membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak mau mendengarkan mereka keduanya seperti yang telah difirmankan TUHAN.
7:23 Firaun berpaling, lalu masuk ke istananya dan tidak mau memperhatikan hal itu juga.
7:24 Tetapi semua orang Mesir menggali-gali di sekitar sungai Nil mencari air untuk diminum, sebab mereka tidak dapat meminum air sungai Nil.
7:25 Demikianlah genap tujuh hari berlalu setelah TUHAN menulahi sungai Nil.

Sangat tidak masuk akal bila kita melihat apa yang dilakukan oleh ahli-ahli sihir Mesir, bila mereka hendak menunjukkan kuasa mereka, mengapa mereka tidak membuat air yang sudah menjadi darah kembali menjadi air seperti semula? Bukankah mereka sedang kekurangan air? Dan mereka membutuhkan air untuk hidup mereka dan rakyat Mesir juga? Atau mungkin lebih tepatnya, mereka tidak mampu mengubah darah menjadi air kembali, karena Tuhan telah menghukum Mesir. Inilah pekerjaan iblis, dia tidak akan melakukan sesuatu yang membangun (constructive) kita namun melakukan sesuatu yang sifatnya menghancurkan (destructive) hidup kita. Iblis mampu melakukan sesuatu yang bersifat supernatural seperti yang kita sudah bahas diatas, namun iblis tidak pernah melakukan sesuatu yang baik, karena pekerjaannya adalah selalu jahat (no goodness but evil).

Ayat 23 dan 24 menunjukkan bahwa manusia tidak langsung bertobat ketika melihat tulah (atau bukti), mereka terus mencari alternatif lain untuk penyelamatan diri, dan hasilnya adalah kesia-siaan. Ayat 24 menegaskan sekali lagi, mereka tidak dapat minum air dari sungai nil, karena kita tau bahwa semua telah menjadi darah. Disini kita belajar bahwa Sia-sia usaha manusia bila mencari air dari sumber mata air (sungai nil) yang bukan dari sumber yang sejati yaitu air hidup (Kristus); yang berarti hidup taat padaNya.

7 hari tulah ini ada, yang berarti sesuatu yang total (completeness – Total disaster).
Genap 7 hari, Tuhan menghukum Firaun, dan genap 7 hari Firaun menolak Tuhan, dan ini merupakan “total disaster”.

Setelah kita melihat pasal 7 secara keseluruhan, maka secara garis besar kita bisa belajar akan beberapa hal disini:
· Inti pelayanan kita adalah agar orang melihat Tuhan (bukan diri kita), seperti yang berulang kali ditekankan dalam pasal 7 ini supaya mereka (Firaun, Mesir tau bahwa “Akulah TUHAN”).
· Bagian kita adalah hanya TAAT, dan selebihnya Tuhan yang atur terlepas hasilnya seperti apapun.
· Dibagian ini tidak disebutkan tentang bangsa Israel sama sekali, bila kita mengingat kembali pasal 6, ketika bangsa Israel sedang tertekan, susah, dan bahkan menggerutu sekalipun, kita melihat dalam pasal 7 ini bahwa Tuhan bekerja tanpa sepengetahuan mereka (He works in background) tanpa kita sadar. Tuhan adalah Tuhan yang tidak pernah tinggal diam.
· Dan terakhir, yang membedakan Musa dengan Firaun adalah respon mereka dihadapan Tuhan. Manusia bukan dinilai dari prestasinya, bukan dinilai dari jabatannya, namun manusia dinilai dari responnya dihadapan Tuhan (coram Deo).


~ PoL

Comments