Exodus 8: We are called out of bondage of sin, out of this world, to be sanctified for His Glory, to worship Him

Tulah pertama (air menjadi darah) diberikan kepada Mesir dan tidak ada pertobatan dari Firaun setelah genap 7 hari pun seperti apa yang Tuhan katakan. 7 hari lewat, berarti Firaun memiliki kesempatan untuk berbalik (repent) namun Firaun tidak menghiraukan. Musa diperintahkan untuk menunggu selama 7 hari dan kemudian dimulai-lah keluaran 8 ini. Di dalam keluaran 8 ini, kita akan melihat Tuhan memberikan 3 tulah lagi kepada Firaun, namun Firaun tetap mengeraskan hatinya. Disisi lain, kita juga akan melihat dan memperhatikan ada perubahan sikap Musa, dimana di awal-awal kitab keluaran kita melihat Musa sebagai seorang yang penakut, disini Musa mulai brani bertindak menghadap Firaun dan tegas tidak kompromi karena perintah Tuhan.

8:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah menghadap Firaun dan katakan kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku;
8:2 jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan menulahi seluruh daerahmu dengan katak.
8:3 Katak-katak akan mengeriap dalam sungai Nil, lalu naik dan masuk ke dalam istanamu dan kamar tidurmu, ya sampai ke dalam tempat tidurmu, ke dalam rumah pegawai-pegawaimu, dan rakyatmu, bahkan ke dalam pembakaran rotimu serta ke dalam tempat adonanmu.
8:4 Katak-katak itu akan naik memanjati engkau, memanjati rakyatmu dan segala pegawaimu."

Sekali lagi diulang perintah Tuhan untuk membiarkan Israel keluar untuk beribadah kepada Tuhan. Bukankah ini pun juga merupakan panggilan untuk kita anak-anak Tuhan? We are called out of bondage of sin, out of this world, to be sanctified for His Glory, to worship Him. Kita dipanggil keluar dari dunia, dikuduskan (separated / dikususkan) untuk beribadah, memuliakan Tuhan.

Kemudian kita melihat, di ayat selanjutnya bahwa Tuhan memberikan peringatan kepada Firaun untuk mengikuti apa yang Tuhan kehendaki dan bila tidak maka Tuhan akan menghukum Firaun dengan tulah katak. Sebuah peringatan disini diberikan, adalah suatu kesempatan bagi Firaun untuk taat, dan bila tidak taat Tuhan akan memberikan hukuman. Dosa adalah ketika kita melawan kehendak Tuhan, dan Tuhan akan menghukum orang yang terus tinggal didalam dosa. Hukuman kedua disini adalah katak.

Mengapa katak? Banyak penafsir-penafsir Perjanjian Lama setuju akan latar belakang historis saat itu, bahwa setiap tulah yang Tuhan berikan berhubungan dengan dewa-dewa Mesir saat itu. Didalam hal ini, Mesir memiliki dewa katak yang disebut dengan “Heqt”, dan tulah demi tulah merupakan suatu “penghinaan” terhadap dewa-dewa Mesir. Hal lain yang kita bisa lihat disini adalah kuasa Tuhan yang dinyatakan. Katak adalah hewan yang tidak membahayakan, namun Tuhan mampu memakai katak untuk menunjukkan kuasaNya. Tuhan tidak perlu memakai singa, serigala, atau binatang-binatang besar lainnya untuk menyatakan kuasaNya. Katak-katak akan ada dimana-mana memenuhi seluruh kehidupan di Mesir, yang akan menganggu kehidupan sehari-hari mereka. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, Tuhan memakai ciptaanNya, apapun yang Ia inginkan agar diriNya dipermuliakan. Ketika Firaun memilih untuk tidak taat, alam pun melawan dirinya.

8:5 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah tanganmu dengan tongkatmu ke atas sungai, ke atas selokan dan ke atas kolam, dan buatlah katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir."
8:6 Lalu Harun mengulurkan tangannya ke atas segala air di Mesir, maka bermunculanlah katak-katak, lalu menutupi tanah Mesir.
8:7 Tetapi para ahli itupun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga mereka membuat katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir.

Kenyataan bahwa Harun mengulurkan tongkatnya dan tulah katak terjadi menunjukkan bahwa peringatan Tuhan tidak dihiraukan oleh Firaun.
Lalu apa yang dilakukan oleh para ahli sihir? Mereka melakukan hal yang sama membuat katak-katak bermunculan ditanah Mesir. Mungkin mereka berpikir saat ini bahwa apa yg dilakukan oleh harun hanyalah sihir belaka (berbeda dengan sikap mereka pada tulah ke 3 nanti – ayat 19). Mengapa demikian? Karena mereka mampu melakukan hal yang sama. Mereka memiliki “kemampuan” , “kepandaian”, “pengetahuan” yang “lebih” dibanding orang-orang Mesir lainnya, sehingga dengan kekuatannya itu mereka kira apa yang dilakukan Harun bukanlah dari Tuhan karena merekapun mampu melakukannya. Kejadian ini memang menunjukan ada suatu yang super-natural terjadi, namun bukan berarti dari Tuhan. Bukankah hal yang demikian terjadi didalam dunia kita saat ini? Seringkali orang semakin pintar semakin sulit mengenal atau percaya Tuhan. Saya tidak mengatakan kalau hanya orang bodoh atau orang yang secara kemampuan atau talenta sedikit lebih mudah menerima Tuhan. Sebenarnya orang yang secara kemampuan kurang pun ketika dia keras kepala, terlalu melihat apa yang manusia bisa lakukan pun dia akan sulit menerima Tuhan. Intinya adalah bahwa ketika kita bersandar akan segala sesuatu yang berasal diluar Tuhan, maka saat itu pula kita akan sulit mengenal dan percaya Tuhan. Mereka terlalu bersandar pada diri, pada teknologi, pada orang lain dan bukan pada Tuhan, sehingga mata mereka “buta” dan tidak mengenal Tuhan. Disini kita patut bersyukur karena bila kita bisa mengenalNya, itu karena Tuhan mengasihi kita dan membukakan “mata” ronahi kita.

Suatu pertanyaan yang kita bisa tanyakan kepada para ahli sihir tersebut adalah: mengapa mereka justru menambah masalah dengan masalah? Sangatlah tidak bijaksana bukan? Disini saya melihat pride para ahli sihir tersebut yang merasa tidak mau kalah melebihi dari tindakan untuk menolong bangsanya. Pride (ketika manusia melihat diri sendiri), hal ini membuat kita lupa akan orang lain, sekitar dan terutama Tuhan. Dari semuanya ini, Tuhan saat ini masih mengijinkan para ahli sihir tersebut melakukan tindakan mereka yang seakan-akan “menyaingi” Tuhan, agar genap maksud Tuhan menghukum Firaun.

8:8 Kemudian Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: "Berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya katak-katak itu dari padaku dan dari pada rakyatku; maka aku akan membiarkan bangsa itu pergi, supaya mereka mempersembahkan korban kepada TUHAN."

Firaun yang menganggap diri besar, yang angkuh, disini kita melihat Firaun pertama kali meminta Musa memohon agar Tuhan menghentikan Tulah katak ini. Suatu hal yang aneh disini adalah: mengapa ia tidak meminta para ahli sihir untuk menghentikan tulah ini? Kalau memang apa yang diperbuat oleh para ahli sihir dan Musa adalah hal yang sama, maka semestinya Firaun meminta hal tersebut kepada para ahli sihir bukan? Firaun mungkin tau didalam hatinya ada yang berbeda antara kuasa yang ditunjukkan Musa dengan kuasa para ahli sihir tersebut. Ada sesuatu yang berbeda disini. Kita mungkin hanya bisa menerka dan menafsir bahwa Tuhan bekerja bukan hanya secara fenomena, tapi kuasa Tuhan menggetarkan hati Firaun. Didalam bagian ini tidak dijelaskan mengapa Firaun memohon kepada Musa, namun kita bisa melihat kuasa Tuhan mau tidak mau "memaksa" Firaun untuk merendahkan dirinya, seperti ada tertulis orang yang meninggikan dirinya akan direndahkan.

8:9 Kata Musa kepada Firaun: "Silakanlah tuanku katakan kepadaku, bila aku akan berdoa untukmu, untuk pegawaimu dan rakyatmu, supaya katak-katak itu dilenyapkan dari padamu dan dari rumah-rumahmu, dan hanya tinggal di sungai Nil saja."
8:10 Katanya: "Besok." Lalu kata Musa: "Jadilah seperti katamu itu, supaya tuanku mengetahui, bahwa tidak ada yang seperti TUHAN, Allah kami.
8:11 Maka katak-katak itu akan dijauhkan dari padamu, dari rumah-rumahmu, dari pegawai-pegawaimu dan dari rakyatmu; dan hanya akan tinggal di sungai Nil saja."
8:12 Lalu Musa dan Harun keluar meninggalkan Firaun, dan Musa berseru kepada TUHAN karena katak-katak, yang didatangkan-Nya kepada Firaun.
8:13 Dan TUHAN melakukan seperti yang dikatakan Musa, sehingga katak-katak itu mati lenyap dari rumah, dari halaman dan dari ladang.
8:14 Dikumpulkan oranglah bangkai-bangkainya bertumpuk-tumpuk, sehingga tanah itu berbau busuk.

Musa menjawab permintaan Firaun dengan keyakinan yang pasti karena ia tahu bahwa AllahNya adalah Allah yang hidup. Musa menanyakan kepada Firaun kapan ia mau tulah ini dihilangkan? Kapan saja tulah tersebut mau dihilangkan, Musa tahu bahwa Allah mampu karena Dia lah yang menentukan segala sesuatu itu ada atau tidak. Lalu apa jawab Firaun? Firaun menjawab “besok”. Mengapa tidak secepatnya? Bukankah Firaun ingin segera tulah ini di hilangkan? Sekali lagi, alkitab tidak menyebutkan alasannya, namun bila kita boleh menerka apa yang kira-kira Firaun pikirkan, mungkin ia berpikir atau mencoba “siapa tahu, tulah ini bisa hilang dengan sendirinya sebelum besok, dan dengan begitu maka Firaun tidak perlu memegang janjinya.” Namun disini Musa mengatakan bahwa seperti yang Firaun katakan: “besok” maka besok juga baru tulah itu akan dilenyapkan, supaya Firaun mengetahui Tuhan Allah Israel. Ini adalah suatu prinsip dalam hidup kita juga yaitu: didalam segala sesuatu, kita berbuat agar Tuhan boleh dikenal, nama Tuhan dipermuliakan.

Kita melihat kemudian bahwa Musa berdoa kepada Tuhan, dan Tuhan melakukan seperti dengan apa yang Musa minta. Disini bukan berarti Tuhan bisa kita “perintah” dengan doa, namun disini menunjukkan bahwa apa yang Musa minta seturut dengan kehendak Tuhan. Musa tahu apa yang menjadi kehendak Tuhan, dan kehendak Musa sejalan dengan kehendak Tuhan. Doa bukanlah suatu tempat kita memerintah Tuhan, namun didalam doa kita menyelaraskan apa yang menjadi kehendak kita dengan kehendak Bapa kita di sorga, seperti apa yang diajarkan didalam doa Bapa kami: “jadilah kehendakMu, dibumi seperti disorga”.

8:15 Tetapi ketika Firaun melihat, bahwa telah terasa kelegaan, ia tetap berkeras hati, dan tidak mau mendengarkan mereka keduanya--seperti yang telah difirmankan TUHAN.

Firaun tidak memegang janjinya setelah yang dihadapinya hilang. Firaun seorang yang tidak bisa dipegang perkataannya. Firaun tidak membuang masalah dalam hal ini, namun ia justru mencari masalah dengan Tuhan pencipta alam semesta.

8:16 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah tongkatmu dan pukulkanlah itu ke debu tanah, maka debu itu akan menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir."
8:17 Lalu mereka berbuat demikian; Harun mengulurkan tangannya dengan tongkatnya dan memukulkannya ke debu tanah, maka nyamuk-nyamuk itu hinggap pada manusia dan pada binatang. Segala debu tanah menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir.
8:18 Para ahli itupun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu manteranya untuk mengadakan nyamuk-nyamuk, tetapi mereka tidak dapat. Demikianlah nyamuk-nyamuk itu hinggap pada manusia dan pada binatang.
8:19 Lalu berkatalah para ahli itu kepada Firaun: "Inilah tangan Allah." Tetapi hati Firaun berkeras, dan ia tidak mau mendengarkan mereka--seperti yang telah difirmankan TUHAN.

Tulah ke 3 yaitu nyamuk diberikan tanpa suatu peringatan berbeda dengan tulah ke dua. Apakah Tuhan adil? Ya! Bila kita membicarakan keadilan Tuhan, maka seharusnya yang adil adalah tulah ke 2 diberikan dengan tidak memerlukan peringatan. Tulah ke tiga ini diberikan tanpa suatu peringatan karena terlebih dahulu Firaun bukan hanya tidak taat, namun Firaun berani mempermainkan Tuhan dengan tidak menepati janjinya, sehingga Tuhan menyuruh Harun untuk mengulurkan tongkatnya. Kalau tulah ke 2: katak keluar dari air, maka tulah nyamuk disini dikatakan keluar dari debu tanah. Tuhan bisa membuat berkat ataupun malapetaka dengan berbagai macam cara diluar pikiran manusia.

Didalam ayat ke 18, kita mungkin bisa bertanya: bila para ahli sihir itu mampu membuat tongkat menjadi ular, mereka mampu membuat air menjadi darah, mereka mampu membuat katak, mengapa sekarang mereka tidak bisa membuat nyamuk dengan ilmu sihirnya? Karena sebesar-besarnya kuasa setan, kuasa setan adalah terbatas (limited), setan boleh bertindak, bila Tuhan mengijinkan. Kuasa Tuhan jauh melampaui segala kuasa didunia ini baik pemerintahan, setan, dan malaikat sekalipun, tidak ada yang sebanding dengan kuasa dan kebesaran Tuhan. Hal ini membuat para ahli sihir itu mau tidak mau mengakui ada kuasa yang jauh melampaui kuasa mereka; mereka mau tidak mau mengakui ini adalah perbuatan Tuhan. Lalu apakah hal ini dapat mengubah Firaun? Dikatakan dalam ayat 19 hati Firaun tetap keras, meskipun sudah diberikan hukuman dan segala mujizat-mujizat, meskipun orang-orangnya sendiri mengatakan hal yang benar, tetap saja ia bebal. Hal ini semakin membuktikan bila hati manusia tidak diperbaharui oleh Roh Kudus, maka manusia akan semakin hari hanya akan semakin bobrok.

8:20 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Bangunlah pagi-pagi dan berdirilah menantikan Firaun, pada waktu biasanya ia keluar ke sungai, dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku;
8:21 sebab jika engkau tidak membiarkan umat-Ku itu pergi, maka Aku akan melepaskan pikat terhadap engkau, terhadap pegawai-pegawaimu, rakyatmu dan rumah-rumahmu, sehingga rumah-rumah orang Mesir, bahkan tanah, di mana mereka berdiri akan penuh dengan pikat.

Kenyataan bahwa Tuhan menyuruh Musa menghadap Firaun untuk memperingatinya kembali menandakan bahwa Firaun masih tidak mau taat, dan sekarang Tuhan akan menghukum Firaun dengan banyak sekali lalat pikat diseluruh tanah Mesir yang akan membuat mereka menderita (lihat ayat 24). Suatu hal kita bisa pelajari disini yaitu akan sikap ignorance atau sikap tidak peduli pun adalah suatu dosa. Dosa bukan saja ketika kita secara aktif melakukan sesuatu yang melawan Tuhan, namun dosa juga berarti ketika kita pasif tidak melakukan yang Tuhan mau, itupun adalah suatu tindakan yang melawan Tuhan, dan Tuhan tidak suka.

8:22 Tetapi pada hari itu Aku akan mengecualikan tanah Gosyen, di mana umat-Ku tinggal, sehingga di sana tidak ada terdapat pikat, supaya engkau mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, ada di negeri ini.
8:23 Sebab Aku akan mengadakan perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu. Besok tanda mujizat ini akan terjadi."
8:24 TUHAN berbuat demikian; maka datanglah banyak-banyak pikat ke dalam istana Firaun dan ke dalam rumah pegawai-pegawainya dan ke seluruh tanah Mesir; negeri itu menderita karena pikat itu.

Kita melihat disini bagaimana Tuhan membedakan antara umatNya dengan lawanNya. Disini kita melihat suatu prinsip alkitab akan adanya umat pilihan dan yang bukan pilihan. Kalau pada kejadian tulah sebelum-sebelumnya dimana kuasa ditunjukkan namun Firaun masih tidak mau taat, dan kemudian bahkan para ahli sihir pun mengatakan bahwa ini tangan Tuhan dan Firaun masih mengeraskan hatinya, maka disini dengan diadakannya pemisahan ingin menunjukkan supaya Firaun tahu Tuhanlah yang berada dibalik semuanya ini (dikatakan didalam ayat 22 diatas). Kita melihat hukuman Tuhan begitu dahsyat terhadap Mesir.

8:25 Lalu Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: "Pergilah, persembahkanlah korban kepada Allahmu di negeri ini."
8:26 Tetapi Musa berkata: "Tidak mungkin kami berbuat demikian, sebab korban yang akan kami persembahkan kepada TUHAN, Allah kami, adalah kekejian bagi orang Mesir. Apabila kami mempersembahkan korban yang menjadi kekejian bagi orang Mesir itu, di depan mata mereka, tidakkah mereka akan melempari kami dengan batu?
8:27 Kami harus pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami, seperti yang difirmankan-Nya kepada kami."

Firaun yang telah menerima hukuman Tuhan akhirnya mencoba untuk berkompromi dengan Musa, dengan membiarkan bangsa Israel untuk mempersembahkan korban NAMUN tetap tinggal di Mesir. Namun Tuhan tidak bisa di-kompromi-kan atau toleran terhadap apa yang bukan menjadi kehendakNya, dimana kita bisa melihat dari sikap musa yang menolak untuk diajak kompromi. Bila persembahan orang Israel adalah suatu kekejian, maka sebenarnya dengan menerima tawaran Firaun pun adalah suatu kekejian dimata Tuhan, karena itu bukanlah yang Tuhan mau. Musa mengatakan bahwa mereka HARUS PERGI ke padang gurun (ayat 27) untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan. Disini kita bisa mempelajari suatu prinsip akan persembahan yaitu bahwa persembahan yang Tuhan mau adalah persembahan yang kudus, suatu persembahan yang dikhususkan (separated). Hidup kita adalah haruslah menjadi suatu persembahan yang hidup kepada Tuhan yang berarti kita harus: memisahkan diri kita dari segala hal yang jahat, karena kita tidak mungkin memiliki suatu persekutuan dengan Tuhan dan juga dengan si jahat. Kita hidup harus menjauhkan diri dari segala gangguan dan pengaruh dunia, hidup tidak dibawah kemauan diri yang jahat, namun hidup berdasarkan dorongan Tuhan, kehendakNya yang tertulis didalam Alkitab.

8:28 Lalu kata Firaun: "Baik, aku akan membiarkan kamu pergi untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di padang gurun; hanya janganlah kamu pergi terlalu jauh. Berdoalah untuk aku."
8:29 Lalu kata Musa: "Sekarang aku keluar meninggalkan tuanku dan akan berdoa kepada TUHAN, maka pikat itu akan dijauhkan besok dari Firaun, dari pegawai-pegawainya dan rakyatnya; hanya janganlah Firaun berlaku curang lagi dengan tidak membiarkan bangsa itu pergi untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN."
8:30 Sesudah itu keluarlah Musa meninggalkan Firaun, lalu berdoa kepada TUHAN.
8:31 Dan TUHAN membuat seperti yang dikatakan Musa: pikat itu dijauhkan-Nya dari Firaun, dari pegawai-pegawainya dan rakyatnya; seekorpun tidak ada yang tinggal.
8:32 Tetapi sekali inipun Firaun tetap berkeras hati; ia tidak membiarkan bangsa itu pergi.

Saya rasa dibagian ini kita bisa menarik bahwa Firaun tahu dari mana asal lalat-lalat pikat tersebut dan bagaimana cara menghentikan wabah yang diterima oleh negeri Mesir. Firaun disini berjanji untuk melepaskan namun terlihat dia sebenarnya tidak rela (Firaun mengatakan untuk jangan pergi terlalu jauh). Firaun dengan jelas berjanji untuk melepaskan Israel, namun kita bisa melihat dengan jelas pada akhirnya Firaun tidak menepati janjinya lagi. Kita tidak tahu secara pasti apakah disini Firaun dengan sengaja berbohong dari awal, ataukah sama seperti tulah kedua diatas yaitu dia berubah pikiran ketika dirasakannya kelegaan.

Banyak orang berbalik dan berharap kepada Tuhan dengan sepenuh hati ketika mereka mengalami kesusahan, dan ketika segala sesuatu mulai berjalan baik kembali, keadaan lancar, dengan begitu cepatnya orang berbalik hati melupakan Tuhan. Firaun disini bukanlah sesuatu yang unik, dia adalah sebagaimana orang pada umumnya.

Hal lain yang kita bisa lihat dalam hidup Firaun disini adalah sebagaimana kita terus hidup didalam dosa (ketidak taatan terhadap kehendak Tuhan), hati kita akan semakin keras dan keras. Seorang menjadi pemabuk dimulai dari isenk-isenk, minum-minum sedikit bersama teman-temannya, seseorang menjadi penjudi yang berani mempertaruhkan rumahnya dimulai dari bermain judi kecil-kecilan. Inilah sifat dosa yang semakin lama akan semakin menjerumuskan manusia.

Comments